Hafifi, Ikmal (2007) Pendapat Imam Syafi'i Dan Ibnu Qudamaii Al-Maqdisi Tentang Status Hukum Isteri Karena Suami Yang Hilang (MAFQUD). Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (249kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (482kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (486kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1)
4_bab1.pdf Download (3MB) | Preview |
|
Text (BAB 2)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
||
Text (BAB 3)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (10MB) |
||
Text (BAB 4)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (855kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (725kB) |
Abstract
Imam Syafi’i dan Ibnu Qudamah berbeda pendapat dalam menetapkan status hukum isteri karena suami yang hilang. Hal ini berhubungan dengan pola penetapan hukum Islam yang di gunakan oleh Imam Syafi'i dan Ibnu Qudamah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pendapat, dasar hukum, dan metode latin bath al-aiikam dalam menetapkan status hukum isteri karena suami yang hilang. Peneiitian ini bertolak dari pemikiran bahwa permasalahan status hukum isteri karena suami yang hilang merupakan permasalahan yang tidak di ungkapkan daiam al-Quran secara jelas. Untuk itu dalam menyelesaikan masalah ini harus menggali pendapat dari para mujtahid. Imam Syafi'i dan ibnu Qudamah merupakan mujtahid yang berbeda generasi yang memiliki metode ijtihad tersendiri dalam menetapkan sebuah hukum daiam hal ini status hukum isteri karena suami yang hiiang. Penelitian ini menggunakan metode komparasi yaitu membandingkan pendapat atau pemikiran dua imam serta membandingkan persamaan dan perbedaan antara pendapat dan pemikiran tersebut. Dengan sumber data primer yaitu kitab al-Umm karya Imam Syafi’i dan kitab al-Mughni karya Ibnu Qudamah. Sedangkan sumber data sekunder di peroleh dari berbagai iiteratur yang berhubungan dengan masaiah yang di kaji. Data vang terkumpui dianaiisis dengan menggunakan analisis isi ('Content analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa Imam Syafi’i menggunakan hadits dari Alira sebagai dasar hukum. Sedangkan Ibnu Qudamah menggunakan fatwa sahabat sebagai dasar hukum yaitu pendapat Umar ra. mengenai isteri yang kehilangan suaminya. Metode istinbath yang digunakan oleh Imam Syafi’i adalah dengan menggunakan al-Quran dengan menggunakan pendekatan dalalat nash mantuq ghair sharih dan hadits dari Aii ra. Sedangkan Ibnu Qudamah menggunakan fatwa sahabat Umar ra. Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan kedua imam tersebut daiam menggunakan dali -dalil hukum. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa perbedaan pendapat dan perbedaan dalam penggunaan dalil dalam metode istinbath merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan pendapat Imam Syafi’i dan Ibnu Qudamah dalam menetapkan status hukum isteri karena suami yang hilang.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pendapat Imam Syafi'i,Ibnu Qudamaii Al-Maqdisi,Status Hukum Isteri Karena Suami Yang Hilang |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Hukum Keluarga dan Hukum Perkawinan, Pernikahan menurut Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | PKL7 SMKN 8 GARUT |
Date Deposited: | 19 Dec 2023 03:53 |
Last Modified: | 19 Dec 2023 03:53 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/83312 |
Actions (login required)
View Item |