Pendapat Abu Hanifah Dan Al-syafpi Tentang Konsep Benda Wakaf

Ahmad Nurasa, Ceng (2009) Pendapat Abu Hanifah Dan Al-syafpi Tentang Konsep Benda Wakaf. Sarjana thesis, Uin Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_COVER.pdf

Download (198kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_ABSTRAK.pdf

Download (501kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTRAR ISI)
3_DAFTARISI.pdf

Download (314kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_BAB1.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_BAB2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)
[img] Text (BAB III)
6_BAB3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)
[img] Text (BAB IV)
7_BAB4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (419kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_DAFTARPUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (457kB)

Abstract

Abu Hanifah dan al-Syafi'i berbeda pendapat tentang konsep benda wakaf. Menurut Abu Hanifah benda wakaf memiliki kebolehan untuk dijual sedangkan al-Syafi’i berpendapat sebaliknya yaitu benda wakaf tidak boleh di jual. Hal itu sangat erat kaitannya dengan landasan hukum dan metodologi istinbath al-ahkam yang di gunakan keduanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan dan landasan hukum serta metodologi istinbath al-ahkam yang di gunakan oleh Abu Hanifah dan Muhammad ibn Idris al-Syafi’i dalam menetapkan status hukum benda wakaf serta untuk mengetahui perbedaan dan persamaan diantara keduanya dalam menetapkan kedudukan hukum benda wakaf. Penelitian ini bertolak dari pemikiran, bahwa sumber hukum yang utama adalah Al-Qur’an dan al-Hadits. Untuk menentukan hukum benda wakaf di sini dasar yang digunakan oleh Abu Hanifah dan al-Syafi’i adalah dari al-Hadits dan metodologi istinbath al-ahkam yang dipergunakan. Hal itu berimplikasi kepada kesimpulan hukum dari keduanya. Keberagaman cara itu melahirkan keragaman pendapat Penelitian ini menggunakan metode komparasi atau perbandingan dengan teknik analisis terhadap kitab uatama madzhab Hanafi yaitu al-Mabsuth karya alSyarkhasi dan al-Umm karya langsung al-Syafi’i beserta kitab lain yang merupakan kitab standar kedua madzhab sebagai sumber data primer. Adapun sumber sekundemya yang di gunakan adalah berbagai data yang membahas permasalahan yang sedang di teliti, baik itu berupa buku, majalah, kitab maupun artikel. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan hukum wakaf menurut Abu Hanifah sama halnya dengan ‘ariyah atau pinjam meminjam. Sementara kedudukan hukum wakaf menurut al-Syafi'i sama hal nya dengan hukum al-itq (memerdekakan budak). Landasan hukum yang di gunakan Abu Hanifah adalah atsar, yaitu riwayat dari Syuraih yang menyebutkan bahwa Nabi Saw. pemah menjual benda wakaf dan hadits dari Ibn Abbas tentang tiadanya penahanan bagi ketentuan-ketentuan Allah yang dalam rentetan sanadnya terdapat dua orang yang di anggap lemah yaitu Ibn Lahi’ah dan saudaranya yaitu Isa ibn Lahi’ah. Sedangkan al-Syafi'i mengemukakan sebuah dalil berupa hadits riwayat Abdullah ibn Umar tentang benda wakaf yang di temukan. Selanjutnya, metodologi istinbath al-ahkam yang di pergunakan oleh Abu Hanifah adalah atsar dan hadits juga penalaran yang kemungkinan besar adalah istihsan ketika menyamakan wakaf dengan ‘‘ariyah. Sedangkan metodologi istinbath al-ahkam yang di pergunakan oleh al-Syafi'i hadits riwayat Abdullah ibn Umar. Adapun analogi kedudukan wakafterhadap al- 'itq adalah dengan mempergunakan teori qiyas.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Pendapat Abu Hanifah Dan Al-syafpi , Konsep Benda Wakaf
Subjects: Law > Comparative Law
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: PKL7 SMKN 8 GARUT
Date Deposited: 27 Dec 2023 07:17
Last Modified: 27 Dec 2023 07:17
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/83600

Actions (login required)

View Item View Item