Nurfitriyani, Endah Puri (2023) Konsep Bakhil dalam al-Qur'an: Studi komparatif penafsiran M. Quraish Shihab dan Hamka. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (126kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (98kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (56kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (465kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (333kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (248kB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (450kB) |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (105kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (183kB) |
Abstract
Manusia merupakan makhluk yang sempurna, Allah menciptakan manusia dengan semua kelebihan, diantaranya berupa tenaga, ilmu pengetahuan, ataupun kesehatan, sehingga manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam untuk menjalani kehidupan. Namun, masih ada banyak manusia yang memanfaatkannya untuk kesenangan dan kenikmatan dunia untuk dijadikan ambisi manusia. Terlebih lagi saat manusia tersebut mempunyai banyak kelebihan dari orang lain yang membuatnya tidak ragu lagi untuk berbuat bakhil, sombong, dan membanggakan dirinya sendiri. Maka, penelitian mengenai masalah seperti ini harus diselesaikan kembali untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada sesuai dengan isi kandungan al-Qur’an. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui penafsiran bakhil menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbha dan Hamka dalam tafsir al-Azhar. Yang mana membahas pengertian bakhil, ciri-ciri orang bakhil, larangan, bahkan akibat dari bakhil. Metode yang digunakan yaitu metode komparatif dengan studi kepustakaan. Yang mana sistematika dari metode ini adalah menidentifikasi aspek apa yang akan dibandingkan, hingga kesimpulan untuk menjawab masalah yang ada. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertama, bakhil merupakan akar semua sifat tercela yang harus dihindari. Quraish Shihab mengartikan bakhil dengan orang yang menolak mengeluarkan hartanya meskipun untuk kepentingannya sendiri, sedangkan menurut Hamka bakhil adalah sifat tercela yang mendatangkan kerugian bagi pelaku maupun sekitarnya. Kedua, Quraish Shihab dan Hamka mengartikan bakhil dengan menyembunyikan apa yang seharusnya ia perlihatkan dan berikan, mengenai ciri orang bakhil juga kedua mengatakan yaitu orang yang menyuruh orang lain berbakhil juga. Larangan bakhil menurut keduanya orang bakhil lehernya dikalungkan yang telah mereka bakhilkan, begitupun akibatnya Quraish Shihab dan Hamka berpendapat orang bakhil akan diperbudak oleh hartanya. Ketiga, meskipun begitu ada perbedaan diantara kedua tokoh tersebut, menurut Quraish Shihab bakhil yaitu orang yang mengingkari nikmat Allah, sedangkan Hamka mengartikan bakhil dengan orang yang mengeluarkan hartanya untuk riya’. Ciri orang bakhi menurut Quraish Shihab yakni orang yang akan selalu merasa gelisah dan khawatir kehilangan hartanya, Hamka sendiri berpendapat orang yang melihat keuntungan dari orang lain. Larangan bakhil menurut Quraish Shihab yakni mendatangkan kerugian bagi diri orang bakhil dan sekitarnya, sedangkan pendapat Hamka yaitu merupakan dosa besar dan sumber sifat negatif. Akibat bakhil sendiri Quraish Shihab akan dimudahkan jalanya menuju kesukaran, Hamka berpendapat orang bakhil akan menerima azab yang menghinakan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bakhil; Quraish Shihab; Hamka |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Endah Puri Nurfitriyani |
Date Deposited: | 10 Jan 2024 06:37 |
Last Modified: | 10 Jan 2024 06:37 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/83960 |
Actions (login required)
View Item |