Kekerabatan Menak Sukabumi berdasarkan naskah Surat Keterangan Garis Silsilah Raden Kahfi Asmadiredja tahun 1923 M

Kusumawardhana, Gelar Taufiq (2023) Kekerabatan Menak Sukabumi berdasarkan naskah Surat Keterangan Garis Silsilah Raden Kahfi Asmadiredja tahun 1923 M. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (66kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (100kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (109kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (562kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (784kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (421kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (758kB) | Request a copy
[img] Text (BAB VI)
9_bab6.pdf
Restricted to Registered users only

Download (150kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
10_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (248kB) | Request a copy

Abstract

INDONESIA: Latar belakang penelitian ini adalah terdapatnya naskah yang tahun ini berusia 100 tahun dari silsilah keluarga besar menak Sukabumi Raden Kahfi Asmadiredja. Naskah tersebut mengandung indikasi yang menghubungkan pada beberapa pokok garis silsilah lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hubungan garis silsilah menak Sukabumi dengan: (1) pokok silsilah pada periode kesultanan Islam di Tatar Sunda, (2) pokok silsilah Ahlul Bait, dan (3) pokok silsilah pada kerajaan Hindu-Budha di Tatar Sunda. Metode yang digunakan mengikuti kaidah umum penelitian sejarah yakni: pengumpulan sumber data penelitian (heuristik), pengkajian terhadap sumber data penelitian (kritik), penafsiran terhadap data penelitian (interpretasi), dan penulisan hasil penelitian sejarah (historiografi). Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, menak Sunda pada dasarnya merupakan garis silsilah yang bersifat lestari dan berkelanjutan kepada pokok silsilah laki-laki yang berasal dari kalangan penguasa Sunda pada masa kolonial. Adapun kalangan penguasa pada masa kolonial berasal dari pokok garis silsilah sultan-sultan pada masa kesultanan Islam. Kedua, adapun para sultan-sultan berasal dari pokok garis silsilah para penyebar Islam yang berasal dari kalangan Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW. Sehingga melalui penelitian tersebut dapat diketahui bahwa garis silsilah menak Sunda pada dasarnya merupakan bagian dari mata-rantai garis silsilah Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW yang terinternalisasi ke dalam aspek kebudayaan masyarakat Sunda. Ketiga, melalui garis silsilah yang lestari dan berkelanjutan dari pokok silsilah perempuan dapat mengantarkannya pada garis silsilah raja-raja pada periode kerajaan Hindu-Budha di Tatar Sunda. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa menak Sunda merupakan garis silsilah Ahlul Bait melalui garis silsilah laki-laki dan pewaris tradisi kerajaan Sunda melalui garis silsilah perempuan. Persilangan garis silsilah tersebut terjadi melalui kegiatan inter-marriege yang dilakukan oleh para penyebar Islam dari kalangan Ahlul Bait terhadap wanita-wanita bangsawan Sunda dari kalangan kerajaan Hindu-Budha sebagai bagian dari pendekatan da’wah secara kultural yang kemudian memuncak menjadi pergeseran trah penguasa kerajaan Sunda dari periode Hindu-Budha menuju periode Islam.* ENGLISH : This research aims to analyse the lineage of the Sukabumi menak as part of the representation of the Sundanese menak in general, which is connected to the consequences of the Islamisation activities that occurred in Tatar Sunda in the past. Through this research, it can be seen that the Sundanese menak is basically a lineage that is sustainable and continues to the male lineage that comes from the Sundanese ruling circles during the colonial period. The rulers during the colonial period came from the lineage of sultans during the Islamic sultanate. The sultans came from the main lineage of the propagators of Islam who came from the Ahlul Bait of the Prophet Muhammad SAW. So that through this research it can be seen that the lineage of the Sundanese conqueror is basically part of the chain of the lineage of the Ahlul Bait of the Prophet Muhammad SAW which is internalised into the cultural aspects of Sundanese society. As for the lineage that is preserved and sustainable from the main female lineage, it can lead to the lineage of kings in the Hindu-Buddhist kingdom period in Tatar Sunda. Menak Sunda is thus the lineage of Ahlul Bait through the male lineage and the heir to the Sundanese royal tradition through the female lineage. The crossing of these lineages occurred through inter-marriages carried out by the spreaders of Islam from among the Ahlul Bait to Sundanese noble women from the Hindu-Buddhist kingdom as part of a cultural da'wah approach which then culminated in a shift in the ruling line of the Sundanese kingdom from the Hindu-Buddhist period to the Islamic period.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: kekerabatan; nasab; menak Sunda Sukabumi; ahlul bait; Raden Kahfi Asmadiredja kinship, lineage, menak Sunda Sukabumi, ahlul bait, Raden Kahfi Asmadiredja
Subjects: Islam > Islamic History
Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Memilih Jodoh dan Penetapan Nasab
System of Government and States > Aristocracy, Oligarchy, Plutocracy, Theocracy
History of Southeast Asia > History of Indonesia
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam
Depositing User: Gelar Taufiq Kusumawardhana
Date Deposited: 20 Feb 2024 06:21
Last Modified: 22 Feb 2024 04:34
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/84985

Actions (login required)

View Item View Item