Abdillah, Ahmad (2024) Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan tahun 1946-1947. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
Cover salinan.pdf Download (105kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
Abstrak .pdf Download (48kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
Daftar Isi .pdf Download (68kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
Bab I .pdf Download (457kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
Bab II .pdf Restricted to Registered users only Download (222kB) |
||
Text (BAB III)
Bab III .pdf Restricted to Registered users only Download (958kB) |
||
Text (BAB IV)
Bab IV .pdf Restricted to Registered users only Download (108kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
Daftar Pustaka copy.pdf Restricted to Registered users only Download (124kB) |
Abstract
Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan pada bulan Desember tahun 1946 hingga bulan Maret tahun 1947 merupakan salah satu peristiwa sejarah yang ikut mewarnai dinamika perjuangan rakyat Indonesia selama masa pasca Proklamasi Kemerdekaan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah memberikan gambaran bagaimana kondisi Sulawesi Selatan sebelum kedatangan Westerling pasca Proklamasi dan untuk merekonstruksi fakta sejarah terkait pembantaian yang dilakukan Westerling setelah kedatangannya, serta hal terkait lainnya yang masih menyangkut topik penelitian. Metode yang digunakan tidak lain Metode Penelitian Sejarah, yang di mana tahapannya terdiri dari heuristik atau pengumpulan sumber sejarah, kritik sumber, interpretasi fakta sejarah, dan historiografi atau penulisan sejarah. Sementara teori yang digunakan adalah teori sejarah kekuasan dan konflik. Hasil dari penelitian ini menerangkan kondisi Sulsel pasca Proklamasi sebagai wilayah strategis bagi Belanda untuk mendirikan Negara Indonesia Timur, juga merupakan wilayah dengan jumlah kasus pemberontakan yang tidak sedikit, krisis pangan, terorisme, dan tindakan kriminal. Kondisi tersebut menjadi alasan Westerling ditugaskan dengan dalih penertiban. Westerling sebagai pelaku pembantaian sekaligus sumber sejarah yang subjektif. Nama aslinya Reymond Pierre Paul Westerling, lahir di Istanbul, 31 Agustus 1919, dan wafat di Purmerend pada 26 November 1987. Westerling merupakan seorang komandan pasukan khusus Belanda yang disebut Depot Speciale Troepen (DST), yang merupakan bagian dari Koninklijk Nerderlands Indisch Leger (KNIL), yang masih beroperasi di Indonesia pasca kemunduran Jepang tahun 1945. Daerah-daerah yang menjadi tempat operasi pembantaian Westerling antara lain: Batua, Tanjung Bunga, Kalukung, Jongaya, Malino, Polobangkeng, Galung Lombok, dan masih banyak desa lainnya yang tidak ikut terdaftar dalam laporan operasi militernya. Pembantaian yang dilangsungkan Westerling merupakan pelanggaran HAM berat yang sampai sekarang masih dapat diajukan ke pengadilan internasional. Pembantaian tersebut menewaskan begitu banyak masyarakat sipil tidak bersalah dan diakui Westerling sebagai satu-satunya metode untuk mengatasi konflik yang ada di Sulawesi Selatan pada saat itu, yang juga tidak lepas dari upaya dan kepentingan Belanda mendirikan Indonesia Timur. Kata Kunci: Sejarah, Sulsel, Westerling
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sejarah; Sulsel; Westerling |
Subjects: | History of Southeast Asia > History of Indonesia |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Ahmad Abdillah |
Date Deposited: | 15 Mar 2024 05:34 |
Last Modified: | 15 Mar 2024 05:34 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/85676 |
Actions (login required)
View Item |