Alfikri, Adhari (2008) Pandangan Asy-syafi'i dan Ibnu Hazm tentang status hukuman bertingkat dalam jarimah pembunuhan. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (328kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (770kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (589kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (6MB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (9MB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (9MB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (783kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Asy-Syafi'i dan Ibnu Hazm berbeda pandangan tentang status hukuman bertingkat dalam Jarimah Pembunuhan menurut Asy-Syafi'i adalah hukuman ada qishash. Sedangkan menurut lbnu Hazm tentang Status Hukuman bertingkat dalam Jarimah Pembunuhan tidak ada qishash hanya ada diyat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa tiga hal yaitu (1) Pandangan Asy-Syafi'i dan Ibnu Hazm tentang Status Hukuman bertingkat dalam Jarimah Pembunuhan (2) Mengetahui metode Istinbath al-Ahkam Asy-Syafi'i dan Ibnu Hazm tentang Status Hukuman bertingkat dalam Jarimah Pembunuhan (3) Persamaan dan perbedaan pandangan Asy-Syafi’i dan Ibnu Hazm tentang status hukuman bertingkat dalam jarimah pembunuhan. Status hukuman bertingkat dalam jarimah pembunuhan suatu tindakan kejahatan dan pelanggaran terhadap jiwa maupun harta benda merupakan suatu perbuatan yang disamping dapat merugikan pihak lain sebagai korban tindakan jarimah tersebut, juga mendapat ancaman dan undang-undang atau hukum yang berlaku Syari'at Islam dalam hal ini cukup tegas menentukan ancaman dan sanksi terhadap pelaku kejahatan tersebut. Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa perbedaan pandangan antara Asy-Syafi'i dan lbnu Hazm tentang status hukuman bertingkat dalam jarimah pembunuhan karena perbedaan pengambilan dalil. Misalnya, Asy-Syafi'i menggunakan surat al-Baqarah ayat 178 dan surat al-Israa' ayat 33 dan lbnu Hazm menggunakan surat al-Nisaa ayat 92 dan surat al-Maidah ayat 45 sebagian besar hukuman dalarn rnenetapkan status hukuman bertingkat dalam jarimah pembunuhan. Metode penelitian yang diterapkan adalah rnetode content analysis, yang sumber data prinernya yang diterapkan adalah bagian-bagian tertentu dari fiqih karya Asy-Syafi'i dan Ibnu Hazm, yang penulis pergunakan yakni kitab al-Umm dan kitab al-Muhalla, sedangkan data sekundernya adalah kitab-kitab dan buku-buku lain yang berkaitan erat dengan masalah status hukuman bertingkat dalam jarimah pernbunuhan. Dari sumber-sumber tersebut data dikumpulkan dengan teknik analisis data, kemudian data yang terkumpul dikomparasikan dan ditarik kesimpulan. Hasil pembahasan rnenunjukan beberapa kesimpulan (1) Asy-Syafi'i ada hukurnan qishash dalam status hukurnan bertingkat dalam jarimah pembunuhan (2) Ibnu Hazm rnenetapkan hukurnan tidak ada qishash pada status hukuman bertingkat dalam jarimah pembunuhan. (3) Persarnaan dan perbedaan antara Asy-Syafi'i dan Ibnu Hazm, (a) persamaannya, kedua-keduanya berpendapat bahwa status hukuman bertingkat dalam jarimah pembunuhan tetap perbuatan yang (b) perbedaannya adalah dalil yang dipergunakan oleh masing-masing Imam, serta perbedaan penggunaan metode Istinbath al-ahkam khususnya dalam rnasalah Qiyas.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | madzhab; hukuman bertingkat; jarimah pembunuhan |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Ijma' dan Qiyas |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | Robby Nur Hidayat |
Date Deposited: | 16 Jul 2024 02:14 |
Last Modified: | 16 Jul 2024 02:14 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/86360 |
Actions (login required)
View Item |