Saputra, Dudung (2024) Analisis putusan Mahkamah Konstitusi nomor 46/Puu/-Viii/2010 dan Fatwa Mpu Aceh no 18 tahun 2015 tentang Nasab Anak yang Lahir diluar Nikah dalam perspektif Maqashid Syariah. Sarjana thesis, Uin Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text
1_cover...pdf Download (224kB) | Preview |
|
|
Text
2_abstrak...pdf Download (244kB) | Preview |
|
|
Text
3_daftarisi.pdf Download (203kB) | Preview |
|
|
Text
4_bab1...pdf Download (912kB) | Preview |
|
Text
5_bab2...pdf Restricted to Repository staff only Download (891kB) |
||
Text
6_bab3...pdf Restricted to Registered users only Download (740kB) |
||
Text
7_bab4...pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text
8_bab5...pdf Restricted to Registered users only Download (725kB) |
||
Text
9_daftarpustaka...pdf Restricted to Registered users only Download (697kB) |
Abstract
Penelitian ini menganalisis putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU/-VIII/2010 dan Fatwa MPU Aceh No. 18 Tahun 2015 terkait nasab anak yang lahir diluar nikah dalam perspektif Maqashid Syariah. Mahkamah Konstitusi telah menetapkan adanya hubungan status keperdataan anak dengan ayah biologisnya. Sementara itu, MPU Aceh juga telah mengeluarkan fatwa yang sebaliknya dengan Putusan MK.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertimbangan hukum yang digunakan oleh Mahkamah Konstitusi dalam memutus perkara nasab anak yang lahir diluar nikah, pertimbangan hukum yang digunakan oleh Fatwa MPU Aceh dalam memutus perkara nasab anak yang lahir diluar nikah dan analisis komparatif mengenai nasab anak diluar nikah dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU/VIII/2010 Dan Fatwa MPU Aceh No 18 Tahun 2015 dengan pendekatan maqashid syariah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis dokumen untuk menggali pemahaman mendalam tentang implikasi hukum dan syariah terhadap nasab anak di Indonesia. Temuan utama penelitian ini menyoroti kompleksitas penegakan hukum terkait nasab anak diluar nikah, di mana putusan Mahkamah Konstitusi dan fatwa MPU Aceh menjadi landasan hukum yang penting dalam menyelesaikan masalah ini.Penelitian ini dari sudut pandang maqāsid al-syar‘iyyah, menautkan nasab anak zina pada ayah biologis adalah maqāsidal-khalq yang bertentangan dengan syariat (mulghā). Tetapi membebankan nafkah anak zina kepada ayah biologis tanpa menautkan nasab, dapat dinyatakan sebagai maqāsid al-khālq yang boleh dilakukan (mu‘māl).Kesimpulannya, analisis ini menunjukkan bahwa pertama, bahwa pertimbangan Hakim Mahkamah Konstitusi dalam keputusan Nomor 46/PUU/-VIII/2010 terkait dengan penentuan status keperdataan anak yang lahir di luar nikah kepada laki-laki yang menyebabkan kelahiran anak, kedua, dalam menetapkan status anak di luar nikah, MPU Aceh sejalan dengan ketentuan fiqh yang menetapkan penisbatan anak di luar nikah kepada ibunya dan keluarga ibunya berdasarkan pada hadist yang telah disebutkan sebelumnya, serta Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Ketiga, dengan mempertimbangkan kemaslahatan dan perlindungan anak. pemahaman Maqashid Syariah dapat menjadi landasan yang kuat dalam merumuskan kebijakan hukum yang inklusif dan adil, terutama terkait dengan nasab anak diluar nikah.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU/VIII/2010; Fatwa MPU Aceh No. 18 Tahun 2015; Maqashid Syariah. |
Subjects: | Law > Research and Statistical Methods of Law Law > Comparative Law |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | Dudung Saputra |
Date Deposited: | 07 May 2024 01:52 |
Last Modified: | 07 May 2024 01:52 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/86626 |
Actions (login required)
View Item |