Rahman, Alfath Irba (2024) Analisis yurisprudensi Mahkamah Agung no. 1/Yur/Ag/2018 dan Kompilasi Hukum Islam mengenai kewarisan beda agama dalam perspektif mashlahah Najmuddin Al-Thufi. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text
1_cover.pdf Download (153kB) | Preview |
|
|
Text
2_abstrak.pdf Download (119kB) | Preview |
|
|
Text
3_daftarisi.pdf Download (387kB) | Preview |
|
|
Text
4_bab1.pdf Download (582kB) | Preview |
|
Text
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (783kB) | Request a copy |
||
Text
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (230kB) | Request a copy |
||
Text
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (707kB) | Request a copy |
||
Text
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (205kB) | Request a copy |
||
Text
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (267kB) | Request a copy |
Abstract
Kewarisan merupakan salah satu permasalahan yang muncul dari sebuah peristiwa hukum, yaitu kematian seseorang. Di saat seseorang meninggal dunia, ia akan meninggalkan harta peninggal yang ia peroleh selama hidupnya. Harta tersebut akan dialihkan kepada ahli warisnya sesuai ketentuan hukum Islam. Akan tetapi, masalah lain muncul apabila terdapat perbedaan agama antara pewaris dengan ahli warisnya. Masalah tersebutlah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu apabila terjadi peristiwa di mana pewaris muslim dengan ahli waris non-muslim. Tujuan dari penelitian ini adalah berdasarkan rumusan masalah, yaitu mengetahui ketentuan kewarisan beda agama dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Yurisprudensi Mahkamah Agung, mengetahui pertimbangan-pertimbangan hukum yang digunakan Mahkamah Agung dalam memutus perkara kewarisan beda agama, dan mengetahui analisis komparatif mengenai kewarisan beda agama dalam KHI dan Yurisprudensi Mahkamah Agung dengan pendekatan mashlahah Najmuddin al-Thufi. Penelitian ini menggunakan teori mashlahah yang dikemukakan oleh Najmuddin al-Thufi, seorang ulama yang terkenal dengan teori supremasi maslahat. Al-Thufi menyatakan bahwa kemaslahatan wajib didahulukan daripada nash dan Ijma’ apabila terjadi pertentangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data yang ditemukan untuk dianalisis dan disajikan secara deskriptif. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis-normatif, yaitu membahas asas-asas dan norma hukum dalam peraturan perundang-undangan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ketentuan dalam KHI mempersyaratkan kesamaan agama antara pewaris dengan ahli warisnya, yaitu beragama Islam. Sedangkan yurisprudensi Mahkamah Agung menetapkan bahwa ahli waris non-muslim diberikan bagian dari harta warisan melalui wasiat wajibah. Dengan melihat dari teori mashlahah al-Thufi, pemberian bagian warisan kepada ahli waris non-muslim lebih maslahat, tentunya dengan batasan tertentu.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kewarisan Beda Agama; Yurisprudensi Mahakmah Agung; Kompilasi Hukum Islam; Mashlahah |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Hukum Waris Islam, Faraid Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Pengadilan Islam di Indonesia Private Law > Inheritance |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum |
Depositing User: | Alfath Irba Rahman |
Date Deposited: | 02 May 2024 04:03 |
Last Modified: | 02 May 2024 04:03 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/86726 |
Actions (login required)
View Item |