Kedudukan dilalah mafhum mukholafah menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi'i

Fariz, Hilman (2024) Kedudukan dilalah mafhum mukholafah menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi'i. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (173kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (170kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (141kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1)
4_bab1.pdf

Download (342kB) | Preview
[img] Text (BAB 2)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (484kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 3)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (195kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 4)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (548kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 5)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (177kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (190kB) | Request a copy

Abstract

Permasalah-permasalah fiqh kontemporer masih banyak yang perlu dijawab. Salah satu cara untuk memahami Al-Qur’an dan Hadist itu dengan menggunakan metode dilalah mafhum mukholafah. Namun, tidak semua Nash hukum bisa dipahami dengan metode ini. Oleh karenanya Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi’I berbeda pendapat tentang kedudukan dilalah mafhum mukholafah. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui faktor utama yang menyebabkan Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi’I berbeda pendapat (2) Untuk mengetahui cara atau metode (thuruq ad-dalalah) Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi’I (3) Untuk mengetahui implikasi serta konsekuensi metode dilalah mafhum mukholafah dalam masail khilafiyyah. Kerangka berpikir menggunakan thuruq ad-dalalah yakni suatu cara atau metode yang digunakan kedua Imam tersebut untuk memahami nash secara baik dan benar. Jenis penelitian ini ialah kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif analisis, melalui pendekatan studi komparatif, penulisan deduktif dan Teknik pengumpulan data yang digunakan (Library Research) melalui data primer yakni Kitab Ushul Sarkhosi, Kitab Al-Burhan, Kitab Al-Mustasyfa, Kitab Jam’u Al-Jawamie serta data sekunder berasal dari buku, jurnal, skripsi, artikel dan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan (1) Bahwa factor utama yang menyebabkan kedua ulama ini berbeda pendapat ialah mengenai sumber hukum, mengenai perbedaan dalam memahami nash, dan mengenai perbedaan dalam Sebagian kaidah kebahasaan untuk memahami nash. (2) Cara atau metode yang digunakan (thuruq ad-dilalah) Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’I hampir sama hanya berbeda bahasanya, hanya saja Imam Abu Hanifah menolak penggunaan metode dilalah mafhum mukholafah. (3) Implikasi serta konsekuensi metode dilalah mafhum mukholafah pada fikih ikhtilāf dapat dilihat dalam beberapa permasalahan fikih, sebagai contoh; Pertama, Salat di pelataran masjid Nabawi seorang muslim tetap mendapatkan pahala seribu kali salat jika kondisi dalam masjid tidak dapat menampung para jamaah untuk salat. Kedua, penetapan puasa dengan rukyat, perlu dicari dalil pendukung. Kesimpulannya bahwa kedudukan dilalah mafhum mukholafah itu sebagai Hujjah (landasan hukum) tetapi harus memenuhi syarat yang telah ditentukan. Sedangkan bagi kaum yang menolaknya tidak perlu untuk memenuhi persyaratan itu, meskipun begitu tidak menutup kemumgkinan baginya cara dalam menetapkan hukum. Tetapi kelompok ini tetap menemukan dalil yang memberi petunjuk baginya dalam menetapkan hukum selain dengan cara mafhum mukholafah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Dilalah; Mafhum Mukholafah
Subjects: Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum
Depositing User: Hilman Fariz
Date Deposited: 20 May 2024 02:44
Last Modified: 20 May 2024 02:44
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/87708

Actions (login required)

View Item View Item