Konsep eksistensialisme dalam pandangan Jalaluddin Rumi dan Imam Al-Ghazali

Naufal, Andika Faiz (2024) Konsep eksistensialisme dalam pandangan Jalaluddin Rumi dan Imam Al-Ghazali. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
Cover.pdf

Download (243kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
abstrak 6.pdf

Download (275kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
Daftar Isi.pdf

Download (179kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
Bab 1.pdf

Download (394kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
Bab 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (404kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
Bab 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (396kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
Bab 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (503kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
Bab 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (168kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (398kB) | Request a copy

Abstract

Pandangan Jalaluddin Rumi tentang diri adalah bahwa kita sebenarnya adalah bagian dari Tuhan yang ada dalam diri kita. Ia percaya bahwa kita semua memiliki potensi spiritual yang besar, yang bisa kita wujudkan melalui hubungan yang lebih dalam dengan diri kita dan dengan Tuhan. Rumi juga mengajarkan bahwa dengan menyadari keberadaan Tuhan dalam diri kita, kita dapat mencapai kebahagiaan dan kedamaian yang sejati. Imam Al-Ghazali dan Jalaluddin Rumi memiliki pandangan yang berbeda tentang diri dan kehidupan. Metode penelitian digunakan untuk membandingkan pandangan mereka. Imam Al-Ghazali percaya bahwa diri adalah sumber segala kesalahan dan kegagalandalamhidup.Menurutnya, manusia harus mencapai kesadaran diri yang lebihtinggi dan mengenali kelemahan mereka .Dengan melawan keinginan duniawi dan mengendalikan nafsu, seseorang dapat mencapaikesempurnaandan mencapai kebenaran-kebenaran spiritual. Di sisi lain, Jalaluddin Rumi berpendapat bahwa diri sejati adalah bagian dariAllah. IamenekankanpentingnyamenyelaraskandiridengankehendakTuhan dan mencintai-Nya secara tulus. Menurut Rumi, hanya dalam mencintai dan mengabdikandiri kepada Yang Maha Esa, seseorang dapat mencapai kebahagiaan sejati. Melalui penelitian, bisa dibandingkan pandangan Imam Al-Ghazali dan Jalaluddin Rumi tentang diri dan kehidupan. Dengan memperhatikan poin-poin penting dalam pemikiran mereka, kita bisa memahami konsep diri dan cara meningkatkan kehidupan. Penelitian mencari sumber dari buku, dokumen perpustakaan, publikasi ilmiah, dan internet, dengan pendekatan kualitatif menggunakandatakualitatif, analitis, daneksplanatif. Dalam Al-Quran, individuasi terjadi saat manusia meyakini jiwa mereka dan memengaruhi pertumbuhan spiritual. Tiga komponen dalam diri (Agung, Manusia, dan Kebinatangan) membantu mereka mencapai kedamaian dan membuat keputusan yang benar. Tuhan anugerah untuk mencapai tujuan, jangan menyia-nyiakan dengan fokus pada materi. Mencari Tuhan membawa kebahagiaan sejati, kelalaian, kemalasan, dan hati jiwa kebinatangan. Nafs jiwa kebinatangan menyebabkan keganasan, nafsu birahi, ketidaktahuan, kebanggaan, iri, ketidakdermawanan, dan kerakusan materialistik, yang menimbulkan kegelisahan dan ketidakpuasan hidup. Rumi menekankan pentingnya berjihad untuk melatih diri demi kebaikan, berdzikir pada Tuhan Maha Agung, Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Mengenali Diri Sendiri; Jalaluddin Rumi;Imam Al-Ghazali
Subjects: Bibliography
Causation
Humankind
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat
Depositing User: Faiz Naufal Andika
Date Deposited: 28 Jun 2024 06:09
Last Modified: 28 Jun 2024 06:24
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/89374

Actions (login required)

View Item View Item