Aini Adiba, Farah (2024) Pengaruh Diklofenak pada Hepar Tikus (Rattus norvegicus) terhadap Laju Pertumbuhan Larva Chrysomya megacephala dalam Penentuan Post Mortem Interval. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
COVER.pdf Download (55kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (46kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf Download (46kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 2)
BAB 2.pdf Download (45kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 3)
BAB 3.pdf Download (46kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 4)
BAB 4.pdf Download (113kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 5)
BAB 5.pdf Download (46kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (224kB) | Preview |
Abstract
Pengaruh toksik yang dialami Calliphoridae menjadi isu utama dalam entomologi forensik sebagai bukti kualitatif untuk menentukan obat atau toksik yang dapat memberikan petunjuk dalam penyelidikan forensik, seperti estimasi Post Mortem Interval (PMI). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh diklofenak terhadap laju pertumbuhan larva Chrysomya megacephala (Fabricius, 1794) (Diptera: Calliphoridae). Media perkembangan Chrysomya megacephala menggunakan hepar tikus strain Wistar dengan proporsi 9 gram yang telah dicampur dengan campuran diklofenak. Diklofenak digunakan dalam tiga konsentrasi: 25 mg/9 gram untuk dosis 1, 50 mg/9 gram untuk dosis 2, dan 75 mg/9 gram untuk dosis 3. Untuk membandingkan hasil, sampel kontrol menggunakan hepar (9 gram) tanpa campuran diklofenak. Tiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Pertumbuhan Chrysomya megacephala, diukur bobot larva dan panjang larva yang dilakukan sebanyak 5 kali setiap 3 hari sekali selama percobaan. Pengamatan durasi siklus Chrysomya megacephala diamati tiap hari dalam jangka waktu interval 6 jam. Penelitian menemukan bahwa larva pada tiap perlakuan dosis lebih pendek ukurannya dibandingkan dengan kontrol. Semua perlakuan dosis mengakibatkan penurunan bobot larva Chrysomya megacephala secara signifikan. Semua perlakuan dosis diklofenak menyatakan memperpanjang masa perkembangan Chrysomya megacephala. Sampel kontrol menyelesaikan perkembangannya dalam waktu 267,7 jam, lebih singkat dibandingkan dengan perlakuan dosis terendah hingga tertinggi: 384,7 jam (dosis 1), 408 jam (dosis 2), dan 456 jam (dosis 3). Temuan ini menunjukkan diklofenak menghambat perkembangan Chrysomya megacephala hingga 117 jam lamanya, semakin tinggi dosis diklofenak maka semakin memperpanjang siklus perkembangan sehingga dapat berdampak pada estimasi Post Mortem Interval (PMI).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | Hanya diizinkan upload halaman awal setiap bab oleh dosen pembimbing |
Uncontrolled Keywords: | diklofenak; entomologi forensik; perkembangan; Post Mortem Interval (PMI) |
Subjects: | Public Preventive Medicine > Forensic Medicine, Medical Jurisprudence Pharmacology and Therapeutics > Drugs, Medicine, Materia Medica Pharmacology and Therapeutics > Toxicology |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > Program Studi Biologi |
Depositing User: | Aini Adiba Farah |
Date Deposited: | 03 Sep 2024 07:52 |
Last Modified: | 03 Sep 2024 07:52 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/95664 |
Actions (login required)
View Item |