Rogayah, Icu (2003) Mosi integral Muhammad Natsir dalam menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (LAMPIRAN)
9_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Setelah Republik Indonesia merdeka pada tahun 1945, bangsa Belanda kembali lagi ke Indonesia untuk menjajah dan menguasai Indonesia, dengan mengatasnamakan tentara Sekutu. Sementara itu, akibat kedudukan dan politik Belanda, wilayah Indonesia terbagi menjadi beberapa negara federal seperti: Negara Indonesia Timur (24 Desember 1946), Negara Pasundan (24 April 1948), Negara Sumatera Selatan (30 Agustus 1948), Negara Jawa Timur (26 November 1948) Hal ini, memicu revolusi terbuka. Bangsa Indonesia menempuh jalan pertempuran bersenjata dan diplomasi Revolusi itu berakhir dengan Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan dari pemenintah Belanda, lewat perjanjian Konferensi Meja Bundar (1949) Kedaulatan ini, sebagai modal untuk membangun Negara Kesatuan RI pada tahun 1950. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Muhammad Natsir, dalam menyatukan negara-negara federal kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (1950). Penulisan ini berdasarkan atas pendekatan kesejarahan (historis), karena dinilai tepat untuk mengungkapkan dan menganalisis fenomena kesejarahan Mosi Integral Muhammad Natsir Sedangkan aplikasi pendekatan historisnya didasarkan empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan histonografi. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, diperoleh kesimpulan bahwa: Terbentuknya Negara Kesatuan RI tahun 1950, tidak terlepas dari peran Muhammad Natsir. Ia telah memberikan seluruh tenaga dan pkirannya bagi kepentingan umat Islam dan seluruh bangsa Indonesia Proses peleburan negara negara bagian Republik Indonesia Serikat kedalam RI, nyaris menghadapi jalan buntu. Saat itu muncul gagasan dari Muhammad Natsir yaitu Mosi Integral Gagasan ini membuahkan penyatuan negara-negara federal kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Muhammad Natsir melakukan banyak lobby dengan fraksi-fraksi dan sejumlah tokoh dari negara bagian Republik Indonesia Serikat, selama dua setengah bulan Mereka bersedia membubarkan diri dulu, untuk kemudian bergabung kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti semula Menurut Natsir, proses penyatuan kembali setelah semua membubarkan diri, tidak akan sulit. Karena, selain sudah tidak ada sekat-sekat politik, geografis, maupun psikologis. Tokoh dwi tunggal Sukarno-Hatta dapat dijadikan simbol yang menguatkan ikatan kebangsaaan untuk membentuk Negara Kedaulatan Republik Indonesia yang di proklamasikan tanggal I7 Agustus 1945.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sejarah; Perjuangan; Biografi |
Subjects: | Biography, Obituary > Men Biography History of Southeast Asia > History of Indonesia |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | PKL1 Uninus |
Date Deposited: | 26 Sep 2024 03:51 |
Last Modified: | 26 Sep 2024 03:51 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/99424 |
Actions (login required)
View Item |