Larangan berjual beli di dalam masjid

Murdani, Dadan Ali (2024) Larangan berjual beli di dalam masjid. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (64kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (94kB) | Preview
Preview	Text (SK BEBAS PLAGIARISME) 3_skbebasplagiarisme (2).pdf Download (510kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 4_daftarisi.pdf Download (80kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 5_bab1.pdf Download (265kB) | Preview
	Text (BAB II) 6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (421kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (186kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (402kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (126kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (138kB) | Request a copy
	Text (LAMPIRAN) 11_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (107kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini mengkaji hadits-hadits tentang larangan jual-beli di dalam masjid, menganalisis implementasi dan relevansinya dalam konteks masjid kontemporer. Dengan pendekatan interdisipliner yang mengintegrasikan analisis ilmu hadits, fikih, arsitektur, dan ekonomi Islam, penelitian ini mengeksplorasi batasan dan cakupan larangan tersebut, relevansinya dalam konteks masjid modern, serta implikasi hukum dan etika dari sanksi sosial berupa doa "tidak mendapat keuntungan" bagi pelaku jual-beli di masjid. Melalui analisis sanad, kajian makna, dan interpretasi kontekstual terhadap enam hadits utama yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Aisyah, Ibnu Umar, Jabir, 'Amr bin Syu'aib, dan Wathilah bin Al-Asqa', penelitian mengungkapkan bahwa larangan tersebut bertujuan untuk menjaga kesucian dan kekhusyukan masjid sebagai tempat ibadah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam konteks arsitektur masjid modern yang kompleks, implementasi larangan ini memerlukan pendekatan zonasi yang membedakan antara area ibadah yang bersifat sakral dengan area pendukung yang bersifat semi-profan. Penelitian merekomendasikan model pengelolaan ekonomi masjid yang mengintegrasikan prinsip zonasi spasial, regulasi aktivitas berdasarkan tingkat komersialitasnya, dan manajemen transparansi yang memprioritaskan fungsi utama masjid.

Actions (login required)

View Item