Relevansi Filsafat Epicurus dan Jean Baudrillard dalam mengkritisi hedonisme dan flexing: Kajian Film Orang Kaya Baru karya Joko Anwar

Agistiani, Siti Latifah (2025) Relevansi Filsafat Epicurus dan Jean Baudrillard dalam mengkritisi hedonisme dan flexing: Kajian Film Orang Kaya Baru karya Joko Anwar. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (200kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (249kB) | Preview
Preview	Text (SK LULUS CEK PLAGIAT) 3_SuratKeteranganLulusCekPlagiarisme.pdf Download (266kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 4_daftarisi.pdf Download (172kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 5_bab1.pdf Download (338kB) | Preview
	Text (BAB II) 6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (522kB)
	Text (BAB III) 7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (257kB)
	Text (BAB IV) 8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB V) 9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (251kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (242kB)
	Text (LAMPIRAN PENELITIAN) 11_lampiranpenelitian.pdf Restricted to Repository staff only Download (185kB)

Abstract

Penelitian ini membahas fenomena gaya hidup hedonisme dan flexing yang semakin marak di tengah masyarakat modern Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda yang semakin mencolok setelah masuknya era globalisasi dan kemajuan teknologi media sosial. Fenomena tersebut tercermin jelas dalam film Orang Kaya Baru (2019) karya Joko Anwar, yang menggambarkan perubahan gaya hidup sebuah keluarga sederhana menjadi konsumtif dan pamer harta setelah tiba-tiba menjadi kaya dari warisan ayahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana fenomena hedonisme dan flexing tergambarkan dalam film tersebut dan bagaimana pemikiran filsuf dapat menawarkan alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan tokoh filsafat yaitu Epicurus dengan pemikirannya yang ditekankan pada pentingnya mencapai kebahagiaan sejati melalui ataraxia (ketenangan jiwa), aponia (bebas dari rasa sakit), dan nilai-nilai persahabatan, bukan melalui kesenangan material semata. Sementara itu, Baudrillard memandang gaya hidup konsumtif dan flexing sebagai bentuk simulasi dan hiperrealita yang menggantikan realitas, di mana makna ditentukan oleh citra dan simbol sehinga melahirkan realitas yang semu. Kedua filsuf ini digunakan untuk mengevaluasi dampak gaya hidup hedonisme dan flexing yang ditampilkan dalam film “Orang Kaya Baru”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analitis. Objek material dalam penelitian ini adalah film “Orang Kaya Baru”, sedangkan objek formalnya adalah pandangan Epicurus dan Baudrillard terhadap hedonisme dan flexing. Analisis digunakan dengan pendekatan filsafat normatif-reflektif dari Anton Bakker untuk membedah narasi, karakter, dan simbol dalam film secara kritis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hedonisme dan flexing dalam film tidak membawa kebahagiaan sejati, melainkan menciptakan kehampaan dan konflik batin. Filsafat Epicurus dan Baudrillard menawarkan alternatif pemikiran dalam menghadapi fenomena tersebut, antara lain melalui hidup sederhana, pengendalian diri, pencarian kenikmatan yang rasional, kesadaran terhadapat ilusi simulakra, penolakan terhadap perilaku konsumtif, sikap kritis terhadap media dan iklan, serta menghindari kode sosial. Dengan demikian, individu dapat kembali pada makna hidup yang lebih autentik dan bermakna.

Actions (login required)

View Item