Hazirah, Fildzah (2025) Bimbingan pribadi sebagai upaya mengelola emosi anak autis di sekolah dasar inklusi: Penelitian di sekolah dasar al-amanah, kelurahan malakasari, kecamatan baleendah, kabupaten bandung. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text
COVER.pdf Download (119kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (116kB) | Preview |
|
|
Text
Bebas Plagiarisme.pdf Download (339kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (188kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (293kB) | Preview |
|
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (367kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (447kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (166kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (189kB) | Request a copy |
|
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Anak autis merupakan individu dengan kebutuhan khusus yang mengalami kesulitan dalam komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku, termasuk dalam mengelola emosi. Ketika merasa marah, cemas, atau kesal, mereka sering mengekspresikan emosi secara berlebihan, seperti menangis, berteriak, mencubit, atau menggigit, yang dapat mengganggu aktivitas belajar di sekolah. Untuk membantu mengatasi hal ini, bimbingan pribadi menjadi salah satu pendekatan yang efektif karena memungkinkan anak mendapatkan perhatian khusus sesuai kebutuhannya. Di sekolah, guru pendamping khusus (GPK) memegang peran penting dalam memberikan bimbingan pribadi secara langsung, terarah, dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi anak autis di sekolah dasar al-amanah, pelaksanaan bimbingan pribadi sebagai upaya mengelola emosi anak autis, dan hasil dari bimbingan pribadi sebagai upaya mengelola emosi anak autis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan subjek dua orang guru pendamping khusus di sekolah dasar inklusi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Validitas data diperoleh melalui triangulasi sumber dan teknik. Dalam konteks bimbingan pribadi, pembimbing memiliki peran penting dalam menciptakan hubungan yang suportif dan aman bagi anak. Merujuk pada teori Carl Rogers (1951), bimbingan pribadi adalah suatu proses di mana konselor menciptakan kondisi yang aman, empatik, dan penuh penerimaan tanpa syarat, sehingga memungkinkan pribadi untuk mengeksplorasi dirinya secara bebas, memahami perasaannya secara mendalam, serta menemukan makna dan arah hidupnya sendiri. Pendekatan ini sangat relevan dalam mendampingi anak autis, karena mereka membutuhkan ruang aman untuk megelola, dan memahami emosinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan pribadi terhadap anak autis dilakukan melalui tiga tahap: awal (pengenalan dan menciptakan kenyamanan), pelaksanaan (penyampaian materi dengan metode yang sesuai), dan evaluasi (menilai dan memperbaiki proses). Bimbingan pribadi yang dilakukan secara konsisten dan dengan pendekatan empatik terbukti mampu membantu anak autis menjadi lebih tenang, dapat mengelola emosinya, serta mengekspresikannya dengan cara yang lebih adaptif.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Anak Autis; Bimbingan Pribadi; Mengelola Emosi |
Subjects: | Educational Institutions, Schools and Their Activities Educational Institutions, Schools and Their Activities > Student Guidance and Counseling |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Bimbingan Konseling Islam |
Depositing User: | Hazirah Fildzah |
Date Deposited: | 05 Aug 2025 04:20 |
Last Modified: | 05 Aug 2025 04:20 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/114131 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |