Eksistensi ritual melukat di pura lingsar: Studi deskriptif di Desa Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat

Ashilla, Fathya Nur (2025) Eksistensi ritual melukat di pura lingsar: Studi deskriptif di Desa Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text
1_cover (12).pdf

Download (136kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2_abstrak.pdf

Download (146kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3_skbebasplagiarism.pdf

Download (263kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4_daftarisi.pdf

Download (244kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5_bab1.pdf

Download (442kB) | Preview
[img] Text
6_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (720kB) | Request a copy
[img] Text
7_bab3 (7).pdf
Restricted to Registered users only

Download (534kB) | Request a copy
[img] Text
8_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text
9_bab5 (6).pdf
Restricted to Registered users only

Download (402kB) | Request a copy
[img] Text
10_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (578kB) | Request a copy
[img] Text
11_lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Ritual Melukat adalah salah satu tradisi penyucian diri yang bertujuan untuk membersihkan tubuh dan jiwa dari pengaruh negatif. Ritual ini di Pura Lingsar di Lombok Barat menjadi unik karena berlangsung di lingkungan multikultural yang mempertemukan umat Hindu dan Islam Wetu Telu. Keberlanjutan Melukat di tengah modernisasi dan globalisasi menarik untuk dipelajari karena ritual ini dipandang dari perspektif spiritual serta sebagai simbol keseimbangan agama, identitas budaya, dan daya tarik pariwisata spiritual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap sejarah ritual Melukat di Pura Lingsar, menjelaskan alasan mengapa ritual ini masih dilakukan hingga hari ini, dan memahami makna sosial, budaya, dan spiritual yang terkandung di dalamnya. Teori fungsionalis Bronislaw Malinowski digunakan untuk menganalisis penelitian ini, yang menekankan bahwa praktik budaya bertahan karena mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial manusia. Dalam kerangka teori ini, Melukat dipahami sebagai tradisi yang sesuai dengan masyarakat multireligius dan mendukung harmoni antarumat beragama . Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi realis. Data diperoleh melalui observasi partisipatif selama pelaksanaan ritual, wawancara dengan tokoh agama dan masyarakat Desa Lingsar, serta dokumentasi di lapangan. Data dianalisis dengan model interaktif Miles dan Huberman melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Ritual Melukat di Pura Lingsar tetap ada karena mampu memenuhi kebutuhan manusia. Untuk alasan biologis, Melukat menggunakan air suci Aik Mual, yang dipercaya dapat meningkatkan kesehatan dan kesegaran fisik. Dari sudut pandang psikologis, ritual ini menawarkan kesejahteraan batin, pengurangan kecemasan, dan sarana untuk katarsis spiritual. Dari perspektif sosial, Melukat memperkuat solidaritas masyarakat dan menciptakan harmoni antara agama Hindu dan Islam Wetu Telu. Dengan demikian, Melukat tidak hanya bertahan sebagai praktik keagamaan, tetapi juga sebagai warisan budaya yang relevan dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, memperkuat identitas dan keharmonisan sosial masyarakat Lombok.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Ritual; Melukat; Pura Lingsar; Kebertahanan; Hindu; Lombok
Subjects: Sacraments and Other Rites and Acts
Religions of Indic Origin > Hinduism
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi, Studi Agama Agama
Depositing User: Fathya Nur Ashilla
Date Deposited: 13 Sep 2025 06:43
Last Modified: 15 Sep 2025 01:29
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/119418

Actions (login required)

View Item View Item