Maesaroh, Maesaroh (2019) Studi semiotika Roland Barthes: Atas novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_Cover.pdf Download (100kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_Abstrak.pdf Download (182kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_Daftar Isi.pdf Download (155kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_BAB I.pdf Download (888kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (462kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (263kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (320kB) | Request a copy |
Abstract
Cantik konon merupakan sebuah anugerah terindah bagi perempuan, karena kecantikan layaknya magnet yang mampu menarik perhatain orang banyak. Banyak dari kalangan masyarakat menganggap bahwa kecantikan dan keindahan perempuan seolah – olah merupakan sumber yang bisa membahagiakan dan menjadi tujuan hidup semua perempuan. Pandangan tersebut berbeda dengan cantik perspektif laki – laki (patriarki), dalam budaya patriarki segala sesuatu dinilai berdasarkan kepentingan laki – laki begitu pula dengan kecantikan. Eka Kurniawan dalam bukunya yang berjudul Cantik Itu Luka menggambarkan perempuan selama berada pada lingkungan masyarakat yang menganut sistem budaya patriarki akan selalu mengalami luka, baik secara mental maupun secara materi, tanpa terkecuali perempuan cantik ataupun perempuan dengan paras kurang cantik. Kecantikan layaknya sebuah simbol yang kemudian disandingkan dengan perempuan dan menjadi simbol baru, namun kecantikan pada saat ini tidak hanya sebagai simbol melainkan menjadi sebuah komoditi yang dapat diperjualbelikan di pasar umum. Barthes tidak hanya membicara mengenai makna denotatif dan konotatif saja, ia juga membahas mengenai mitos dan ideologi. Penggabungan antara Signifier dan Signified menghasilkan Sign (tanda) baru yang bersifat myth, dimana dalam makna sisi biner satu bahwa cantik adalah perempuan yang berkulit putih, badan langsig, tinggi, rambut hitam lurus, bulu mata lentik, hidung mancung serta bibir merah. Selain itu Roland Barthes juga menyebutkan bahwa mitos digunakan oleh kaum borjuis untuk mengabadikan kekuasaan atas kaum proletar, sedangkan mitos kecantikan digunakan oleh kaum borjuis (laki – laki) untuk mengabadikan kekuasaan atas tubuh perempuan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | perempuan; Cantik; mitos kecantikan; hegemoni; Diskrminiasi; Dominasi; Patriarki; semiotika; Roland Barthes; |
Subjects: | Theory of Philosophy Philosopy and Theory > Semiotics Philosopy and Theory > Semantics Philosopy and Theory > Psycholinguistics Sign Language |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat |
Depositing User: | Maesaroh Maesaroh |
Date Deposited: | 01 Dec 2020 01:16 |
Last Modified: | 01 Dec 2020 01:16 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/29111 |
Actions (login required)
View Item |