Menemukan Benih Muhammad SERI MUHAMMAD 1

Qomaruzzaman, Bambang (2019) Menemukan Benih Muhammad SERI MUHAMMAD 1. Seri Muhammad 1, 1 (1). Pustaka Aura Semesta, Bandung. ISBN 978-602-1523-99-5

[img]
Preview
Text
Menemukan Benih Muhammad 1.pdf - Published Version

Download (966kB) | Preview

Abstract

Menelaah sejarah kehidupan manusia terbaik sepanjang sejarah peradaban, menoreh ketakjuban dan kekaguman yang tak pernah pudar di telan zaman. Satu-satunya sosok manusia yang mampu memimpin dan memenangkan pertempuran tanpa tebasan pedang, mampu menata peradaban terbaik dan memberikan pencerahan bagi ummat terbaik dengan keluhuran akhlak serta budi pekerti yang agung, ia adalah Muhammad Saw. Akhlak dan pribadi Muhammad Saw yang di akui di seantero jagat raya, lintas budaya dan lintas agama, tak diragukan kebenarannya. Bagi yang beriman dan berilmu, mengenal Muhammad Saw menguatkan seseorang untuk meyakini bahwa Muhammad adalah Utusan Allah Swt. Menarik untuk menyimak pengakuan tulus tidak hanya dari sejarawan muslim namun, juga pengakuan yang tulus dari para sejarawan dunia tentang pribadi Muhammad : “Setengah penulis yang bukan Islam, menuduh Muhammad menyiarkan agama dan keyakinannya ini lantaran berharap kebesaran dan kemegahan dunia. Kita tidak dapat menerima perkataan itu, karena tidak ada bukti ilmiah, apalagi sejarah perjalanan hidup Muhammad cukup jelas meunjukkan bahwa ia bekerja dengan ikhlas dan tulus.... seandainya ia tidak membenarkan dakwah yang di bawanya itu; kalau bukan Utusan Tuhan, niscaya ia tidak akan lama untuk bisa bertahan menerima siksaan dan penderitaan yang hebat itu dari kiri dan kanannya,” demikian perkataan seorang ahli sejarah beragama kristen, Jarji Zaidan. Orang yang ingkar atas kebenaran Muhammad tidak dapat mengingkari bahwa sampai akhir hayatnya, Muhammad tetaplah seorang yang teguh pendirian. Dia menutup mata setelah cukup dilakukan semua kewajibannya. Bacalah tarikh-tarikh bangsa Arab. Tidak satupun yang berselisih; semuanya ada dalam kesatuan, mengatakan bahwa sampai mati, Muhammad tetap seorang Rasul yang benar. Benarnya keterangan ahli-ahli sejarah itu tidak dapat ditolak lagi kalau di dalam menyelidiki sejarah kita masih tetap berdasarkan kepada ilmu pengetahuan,” ujar Henri de Castries. “Saya amat suka Muhammad, karena Ia teguh pendirian. Ia mendidik dirinya sendiri, tidak mau menyatakan barang yang tidak ada pada dirinya sendiri, dan sekali-kali tidak pernah terkena keseombongan; meskipun ia bukan pula orang yang hina. Ia sendiri yang menambal bajunya yang robek; ia sendiri yang menjahit terompahnya. Dalam ketawadhu’annya itu, ia berani menyatakan perkataan yang benar kepada Raja Parsi dan Kaisar Romawi. Dinyatakan kepada mereka apa yang wajib mereka lakukan terhadap rakyat. Ia tahu hakikat sesuatu, bukan hanya sekadar kulitnya dari dunia di dunia ini. Ia melihat dan memperhatikan sekalian tanda-tanda dan kesempurnaan Tuhan, dan ia sadar benar akan kelemahannya sebagai seorang manusia,” demikian tuisan Thomas Carlyle. “Adalah Muhammad, kepala dari satu negara yang sangat memperhatikan kehidupan bangsa yang dipimpinnya serta kemerdekaannya. Dihukumnya orang yang berani berbuat kesalahan menurut keadaan pada zamannya, serta menurut bentuk masyarakat kaumnya yang setengah liar. Nabi menyeru kepada satu agama yang mengakui bahwa Tuhan Hanya Satu. Di dalam menyeru, ia seorang yang lemah lembut dan santun, sampai kepada musuhnya sekalipun. Ia memiliki dua macam sifat yang semulia-mulianya, yaitu adil dan penyayang,” kata Laura Veccia Vaglierie dalam Apologi del’Islamisme. “Muhammad adalah orang yang sangat bijak (shopia), seorang yang sangat penyayang dan santun,” ujar Bartholomeus Saint Heller. “Bila kita lihat pembawa-pembawa syari’at yang datang ke dunia ini, kita dapati Muhammad mengembangkan agamanya dengan jalannya sendiri, yaitu dengan penaklukan. Memang, meskipun hampir segenap agama itu dijalankan dengan api dan besi, tidak seorang pun jua yang merangkap dengan sikap gagah dan berani, sebagaimana Muhammad. Itulah kelebihan yang ada pada agama Islam sehingga ketuhanan dapat dipertahankan seorang diri oleh seorang nabi,” kata Voltaire. “sejak kecil hingga dewasa, Muhammad adalah seorang manusia yang paling agung. Kesopanannya tinggi, pemaaf, pandai menjawab pertanyaan orang, perkataannya lancar dan dapat di pegang, jauh dari keji dan termasyhur di lingkungan kaumnya dengan nama al- Amii, artinya “yang dapat dipercaya”. Meskipun ia seorang ummi, akalnya sangat cerdas, pendapatnya sangat jitu, mukanya sangat manis, banyak diam daripada berkata-kata, dan mudah bergaul. Dalam mempertahankan kebenaran, ia sama adilnya terhadap orang yang jauh maupun terhadap orang yang dekat. Sayang kepada kaum miskin, tidak melalikan yang fakir, tidak gentar terhadap yang bekuasa lantaran kekuasaannya. Ia sanggup mengumpulkan dan mempersatukan sahabat-sahabatnya dan begitu sabar dalam berhadapan dengan mereka. Kalau ada sahabatnya yang tak datang, ia sendiri yang mencarinya. Ia duduk di tikar bersama sahabat-sahabatnya. Terompahnya ia buat sendiri. Bajunya ia sulam sendiri. Susu kambingnya ia perah sendiri,” demikian Sedilot. “Kalau kita akan menaksir kebesaran seseorang lantaran melihat budi pekertinya, niscaya kita akan berkata bahwa Muhammad memang sebesar-besar manusia yang telah ditemukan sejarah,” demikian Gustave le Bon menulis.1 Buku yang di tangan pembaca ini, di buat secara berseri sejak kelahiran hingga Wafat baginda Rasululllah Muhammad Saw. , merupakan satu dari sekian upaya mengenal dan mencintai Rasulullah Saw yang kesempurnaan benih akhlak kebaikannya sampai kepada Nabi Ibrahim As., Semoga buku ini memberikan setetes kebaikan bagi seluruh pembaca pecinta Rasulullah Muhammad Saw., yang Allah berkahi dengan anugerah iman, ilmu serta petunjuk dalam menjalani kehidupan ini.

Item Type: Book
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat
Depositing User: Bambang Qomaruzzaman
Date Deposited: 20 Jul 2020 08:46
Last Modified: 20 Jul 2020 08:46
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/31949

Actions (login required)

View Item View Item