Putra, Andi Eka (2021) Penafsiran Buya Hamka terhadap ayat-ayat Sajdah dalam Al Quran. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (133kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (212kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (210kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (597kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (771kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (203kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (807kB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (208kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (319kB) | Request a copy |
Abstract
Pada dasarnya kedudukan surat-surat dan ayat-ayat di dalam Alquran memiliki kemuliaan yang sama dihadapan Allah. Umat Islam meyakini hal tersebut karena tidak mungkin ada yang kurang dari firman Allah sehingga dijadikan perbandingan. Meskipun ternyata ada perlakuan khusus yang dilakukan oleh Nabi SAW. terhadap beberpa ayat di dalam Alquran. Seperti membaca a>mi>n ketika selesai membaca ayat terakhir dari surat al-Fatihah, membaca doa tertentu ketika selsai membaca ayat terakhir dari surat Albaqarah. Namun ada hal yang lain lagi yang dilakukan oleh Nabi SAW. jika pada ayat tertentu Nabi SAW. cukup membaca doa-doa tertentu namun ada di beberapa surat di dalam Alquran yang respon Nabi SAW. tidak cukup dengan membaca doa tetapi juga melakukan suatu amal ibadah yang dikenal sujud tilawah. Maka hal tersebut menjadi stimulus bagi penulis untuk meneliti hal tersebut apa kira makna yang terkandung di dalam ayat-ayat sajdah sehingga Nabi SAW. melakukan demikian. Maka untuk mengetahui makna ayat-ayat sajdah penulis menggunakan Tafsir al-Azhar yang ditulis oleh Hamka. Oleh karena itu penelitian ini mengangkat tema “ Penafsiran Buya Hamka Terhadap Ayat-ayat sajdah Dalam Alquran”. Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas adalah : (1). Apakah yang dimaksud dengan ayat-ayat al-Sajdah di dalam Alquran?(2). Bagaimana penafsiran Buya Hamka dalam menafsirkan ayat-ayat sajdah (3). Bagaimana implikasinya bagi praktek sujud tilawah di Indonesia?. Adapun metodologi penelitian yang penulis memilih menggunakan metode penulisan kualitatif dengan menggunakan instrumen studi pustaka. Dari keseluruhan ayat-ayat sajdah yang Hamka tafsirkan maka ditariklah kesimpulan bahwa, ketika menafsirkan ayat-ayat sajdah Hamka tidak terlalu tertarik membahas makna kata sujud saja yang terdapat di dalam ayat-ayat tersebut seperti kebanyakan peneliti lain, tetapi Hamka lebih tertarik pada pesan moral yang ingin disampaikan di dalam ayat-ayat sajdah . Hamka mengatakan bahwa semua makhluk ciptaan Allah baik di langit maupun di bumi diperintahkan sujud kepada Allah (Q.S. al-A’raf (7): 206, Q.S. al-Ra’d (13): 15, Q.S. al-Nahl (16): 49, Q.S. al-Hajj (22): 18) dalam artian taat dan patuh terhadap peraturan dan ketetapan Allah SWT.baik dilakukan dengan sukarela ataupun terpaksa ( Q.S. al-Ra’d (13): 15, Q.S. al-Sajdah (32): 15). Melakukan sujud kata Hamka adalah sarana makhluk berkomunikasi dengan tuhannya (Q.S. al-Hajj (22): 77). Hanya orang-orang Kafir dan Musyrik saja yang enggan sujud kepada Allah semua itu disebabkan kesombongan mereka dan mengikuti hawa nafsu (Q.S. al-Furqon (26): 60, Q.S. al-Naml (27): 25, Q.S. al-Sajdah (32): 15, Q.S. Fussilat (41): 38, Q.S. al-Insyiqaq (84): 21). Tetapi bagi mereka yang memiliki akal dan ilmu maka mereka akan melakukan sujud karena terpengaruh oleh bunyi susunan ayat dan sangat halus sastra ayat yang dibacakan sehingga tanpa sadar mereka pun ikut sujud (Q.S. al-Najm (53): 62). Bahkan manusia pilihan Allah yaitu Nabi dan Rasul mereka yang sudah dijamin oleh Allah surga tetap sujud kepada Allah bedanya sujud para Nabi merupakan sujud syukur sedangkan sujud yang kita lakukan adalah sujud tilawah (Q.S. S}a>d (38): 24 dan Q.S. al-‘Alaq (96): 19). Adapun mengenai Implikasi praktik sujud tilawah di masyarakat Islam Indonesia Hamka tidak begitu membahasnya secara mendalam namun beliau mengatakan bahwa hukum melaksanakan sujud tilawah adalah sunah . Maka ini berarti bahwa hamka menganjurkan untuk melakukan sujud tilawah ketika membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah. Maka konsekuensinya tidaklah heran jika di masyarakat Islam Indonesia ada yang melakukannya dengan sengaja, ada juga yang tidak dan bahkan menjadikan sebuah tradisi karena sunah melakukannya.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ayat-ayat sajdah; Sujud tilawah; Hamka; Tafsir al-Azhar |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Al-Qur'an dan Terjemahannya Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Andi Eka Putra |
Date Deposited: | 05 Oct 2021 08:32 |
Last Modified: | 05 Oct 2021 08:32 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/44450 |
Actions (login required)
View Item |