Tradisi Sasapian di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat

Nur'aini, Fatimah (2023) Tradisi Sasapian di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (68kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (108kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (76kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (193kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (308kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (101kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (550kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (59kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (59kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (127kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta sosial bahwa terdapat Tradisi Sasapian yang masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Keunikan Tradisi Sasapian terletak pada replika sapi yang digunakan sebagai instrument utama dalam pertunjukkan Sasapian. Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk mengetahui serta mempelajari lebih jauh lagi mengenai sejarah lahirnya Tradisi Sasapian, proses pelaksanaan Tradisi Sasapian, serta makna yang terkandung dalam Tradisi Sasapian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural Fungsional dan Teori AGIL Talcott Parsons. Dalam Teori Struktural Fungsional, Parsons menjelaskan bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem yang terdiri dari sub-sub sistem, di mana setiap sub-sub sistem memiliki fungsi dalam mencapai masyarakat yang seimbang. Sedangkan dalam Teori AGIL, Parsons menjelaskan empat fungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yaitu Adaptation (Adaptasi), Goal Attainment (Pencapaian Tujuan), Integration (Integrasi), dan Latency (Pemeliharaan Pola). Masyarakat harus menjalankan keempat fungsi tersebut agar dapat memenuhi keberlangsungan hidupnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer terdiri dari Pimpinan Sasapian, Anggota Sasapian, dan masyarakat Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan sumber data sekunder terdiri dari buku, jurnal, dan dokumen. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang langkah-langkahnya terdiri dari reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan terhadap data dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Sasapian Buhun muncul sebelum Indonesia merdeka yaitu sekitar tahun 1920, sedangkan Sasapian Modern muncul pada tahun 1970, 2) Proses pelaksanaan Tradisi Sasapian terdiri dari pembuatan replika sapi, proses latihan gerakan, dan pertunjukkan di lapangan, 3) Tradisi Sasapian memiliki tiga makna yang dapat dilihat dari segi sosial, spiritual dan, ekonomi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Masyarakat; Struktural Fungsional; Tradisi Sasapian
Subjects: Sociology and Anthropology, Society
Social Interaction, Interpersonal Relations
Culture and Institutions > Specific Aspect of Culture
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Sosiologi
Depositing User: Fatimah Nur'aini
Date Deposited: 12 Sep 2023 02:30
Last Modified: 12 Sep 2023 02:30
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/76842

Actions (login required)

View Item View Item