Penentangan FPI terhadap kebijakan budaya Sunda di Purwakarta pada masa kepemimpinan Dedi Mulyadi: studi konflik sosial antara FPI dan pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta 2013-2018

Anwar, Riyan Haqi Khoerul (2023) Penentangan FPI terhadap kebijakan budaya Sunda di Purwakarta pada masa kepemimpinan Dedi Mulyadi: studi konflik sosial antara FPI dan pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta 2013-2018. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (121kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (55kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_ daftarisi.pdf Download (56kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (265kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (727kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (868kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (59kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (183kB) | Request a copy

Abstract

Purwakarta merupakan kawasan Tatar Sunda yang secara resmi menjadi kabupaten sejak tahun 1968. Beberapa bupati silih berganti memimpin kabupaten ini. Dedi Mulyadi merupakan bupati kesepuluh dan menjabat selama dua periode. Ia memiliki pemikiran berbeda dari para bupati yang memerintah sebelumnya. Selain menjadi Bupati, ia juga seorang budayawan yang mencintai dan menerapkan budaya dalam kebijakan pemerintahannya, meliputi sosial, politik, kesehatan, pendidikan dan lainnya. Budaya yang dijadikan acuan adalah budaya Sunda yang merupakan karakter masyarakat Sunda Purwakarta. Pengaruhnya, pembangunan di Kabupaten Purwakarta kembali kepada nilai dasar: tanah, air, udara, dan matahari sebagai basis penciptaan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara historis pandangan Dedi Mulyadi dan organisasi massa Front Pembela Islam dalam melihat budaya Sunda, kebijakan budaya Sunda pada masa kepemimpinan Dedi Mulyadi, dan merekonstruksi historis konflik kebijakan Sunda dengan FPI pada masa itu. Penelitian ini menggunakan tahapan dalam metode penelitian sejarah, meliputi: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Teori yang digunakan adalah teori konflik Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat, bahwa konflik hanya muncul melalui relasi-relasi sosial dan sistem setiap individu atau kelompok. Suatu yang tidak terhubung ke dalam sistem tidak akan mungkin terlibat dalam konflik. Dahrendorf menyebutnya integrated into a common frame of reference. Dikatakan pula, bahwa unit analisis dalam sosiologi konflik adalah keterpaksaan yang menciptakan organisasi-organisasi dapat bersama sebagai sistem sosial. Dedi Mulyadi dengan kekuasaannya sebagai Bupati Purwakarta pada saat itu, tidak sedikit menuai konflik atas kebijakan budaya Sunda dan keputusannya yang diterapkan di Purwakarta. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Dedi Mulyadi merupakan Bupati Purwakarta periode 2008-2018 yang membangun Purwakarta dengan spirit budaya, pembangunan berkarakter, yakni sebuah filosofi pembangunan yang didasarkan kepada nilai persenyawaan antara manusia dengan tanah, air, udara, dan dengan matahari. Karena pada hakikatnya dalam aspek material manusia tercipta dari keempat unsur tersebut. (2) Kebudayaan menjadi nilai dasar yang hakiki dalam menetapkan kebijakan pembangunan Purwakarta. (3) FPI merupakan kelompok yang menentang terhadap kebijakan kebudayaan Dedi Mulyadi di Purwakarta. Dari mulai pemberlakuan ucapan sampurasun, pemasangan patung pewayangan di sudut kota Purwakarta, festival bebegig, festival egrang, pemasangan janur di jalan pusat kota Purwakarta, dan ngamumule Sunda Wiwitan. (4) Kebijakan-kebijakan yang diterapkan Dedi Mulyadi dengan spirit budayanya mengandung makna dan filosofi pembangunan.

Actions (login required)

View Item