Azmi, Nofan Nurkhafid (2024) Penerapan hukum progresif dalam perkara pembatalan perkawinan dan prospek pengembangannya di wilayah Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat. Doktoral thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (87kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (128kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (59kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (362kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (735kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (139kB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (671kB) |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (99kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (187kB) |
Abstract
INDONESIA: Hukum progresif dilatari munculnya rasa ketidak puasan terhadap teori yang selama ini berkembang dan dijadikan pedoman dalam praktik hukum di Indonesia, teori-teori hukum yang selama ini berkembang, tidak mampu merespon terhadap permasalahan yang terjadi pada realitas masyarakat. Hal ini berdampak munculnya rasa ketidak puasan masyarakat terhadap kinerja hukum dan pengadilan. Nilai keadilan merupakan tujuan utama yang hendak dicapai dalam upaya penegakkan hukum. Sedangkan dalam perkara pembatalan perkawinan terdapat pihak-pihak yang merasa tidak puas terhadap putusan hakim tingkat pertama, sehingga melakuakan upaya hukum ke pengadilan yang tingkatannya lebih tinggi untuk menjawab ketidak puasan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisis pemikiran hukum progresif dalam pandangan pendapat pakar hukum di Indonesia, 2) menganalisis pertimbangan aspek yuridis, filosofis dan sisiologis dalam penerapan hukum progresif, 3) menganalisis penerapan hukum progresif dalam putusan pembatalan perkawinan di Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat, 4) menganalisis prospek pengembangan hukum progresif di wilayah Pengadilan Agama. Kerangka berfikir penelitian ini terdiri atas Grand Theory adalah teori keadilan. Middle Theory adalah teori penemuan hukum. Dan Applied Theory adalah teori penjatuhan putusan oleh hakim. Jenis Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. melalui pendekatan yuridis empiris dengan metode penelitian deskriptis analisis. Pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan dengan wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan. Pertama putusan pengadilan tidak harus terbelenggu pada teks UU yang ada, namun juga harus tercapainya nilai keadilan. hukum progresif menganut cara pandang yang konprehensif, menepatkan manusia sebagai sentralitas utama dan memadukan dimensi roh yang bersumber pada hati nurani. Kedua, dari sudut pandang yuridis, pada putusan yang dikaji yaitu menafsirkan makna teks UU yang lebih meluas, sedangkan dari sudut pandang filosofis, adanya rasa keadilan bagi tergugat untuk mendapatkan hak waris atau terbebas dari tuntutan pidana, dan dari sudut pandang sosiologis, yaitu tergugat mendapatkan manfaat dari putusan yang dijatuhkan berupa anak yang tidak terputus nasabnya dan keharmonisan antara Ibu dan anak. Ketiga, Penerapan hukum progresif pada perkara perijinan poligami menggunakan metode hermeneutika yaitu aliran filsafat yang mempelajari hakikat sesuatu untuk memahami sesuatu menjadi objek penafsiran yang lebih jelas, pada perkara kawin paksa menggunakan metode interpretasi hukum, yaitu suatu kesimpulan dalam memberikan penjelasan atau pengertian atas suatu istilah yang kurang jelas maksudnya. Keempat, pintu hakim menerapkan hukum progresif tidak pernah akan tertutup bahkan hal itu merupakan suatu kebutuhan oleh hakim permasalahan hukum akan terus ada dan terus berkembang. ENGLISH: Progressive law emerged as a response to the growing dissatisfaction with existing legal theories, which have long guided legal practice in Indonesia. These established theories have proven inadequate in addressing the real-world issues faced by society, leading to widespread public discontent with the performance of the law and the judiciary. The primary objective of law enforcement is to achieve justice. In cases of marriage annulment, dissatisfied parties often seek recourse in higher courts to challenge the decisions made by lower courts. This research aims to: 1) analyze progressive legal thinking as understood by legal experts in Indonesia, 2) assess the juridical, philosophical, and sociological considerations in the application of progressive law, 3) evaluate the implementation of progressive law in marriage annulment decisions at the West Java High Religious Court, and 4) explore the prospects for the development of progressive law within the Religious Courts. The conceptual framework for this research includes: Grand Theory, focusing on justice; Middle Theory, which involves the theory of legal discovery; and Applied Theory, related to judicial decision-making. This research is qualitative in nature, employing an empirical juridical approach with descriptive analytical methods. Data collection was conducted through literature reviews and field studies, including interviews and documentation. The findings of this research are as follows: First, court decisions should not be confined to the literal text of existing laws but must also seek to achieve justice. Progressive law promotes a comprehensive perspective, centering on human values and integrating the spiritual dimension derived from conscience. Second, from a juridical standpoint, the decision under study interprets the law's text more broadly, while philosophically, it reflects a sense of justice for the defendant to obtain inheritance rights or be exonerated from criminal charges. Sociologically, the decision benefits the defendant by ensuring the continuity of the child's lineage and maintaining harmony between mother and child. Third, in cases of polygamy licensing, progressive law is applied using the hermeneutic method, a philosophical approach that seeks to clarify the interpretation of texts. In forced marriage cases, the legal interpretation method is used to provide a clear understanding of ambiguous terms. Fourth, the opportunity for judges to apply progressive law will remain open, and it is essential for judges to recognize that legal challenges will persist and evolve ARABIC: يعتمد القانون التقدمي على الاستجابة للشعور المتزايد بعدم الرضا عن النظريات القانونية الحالية التي لا تستطيع تلبية التحديات الواقعية التي يواجهها المجتمع في إندونيسيا. لقد أصبحت هذه النظريات غير قادرة على معالجة المشكلات المعقدة، مما أدى إلى شعور عام بالاستياء من أداء النظام القضائي والقوانين. ولذا، فإن تحقيق قيمة العدالة هو الهدف الأسمى في جهود إنفاذ القانون. في قضايا فسخ الزواج، يشعر بعض الأطراف بعدم الرضا عن قرارات قضاة المستوى الأول، مما يدفعهم للجوء إلى محاكم أعلى للحصول على معالجة لشكاواهم. يهدف هذا البحث إلى تحقيق عدة أهداف رئيسية: أولاً، تحليل كيفية تطبيق التفكير القانوني التقدمي من خلال وجهات نظر الخبراء القانونيين في إندونيسيا. ثانياً، دراسة اعتبارات الجوانب القانونية والفلسفية والاجتماعية التي تؤثر على تطبيق القانون التقدمي. ثالثاً، فحص كيفية تطبيق القانون التقدمي في قرارات إلغاء الزواج في المحكمة الدينية العليا في جاوة الغربية. وأخيراً، استكشاف آفاق تطور القانون التقدمي في مجال المحاكم الدينية. تستند الإطار الفكري لهذا البحث إلى ثلاث نظريات رئيسية: النظرية الكبرى، وهي نظرية العدالة التي تركز على تحقيق العدالة بشكل عام. النظرية الوسطى، وهي نظرية الاكتشاف القانوني التي تتناول كيفية اكتشاف وتفسير القوانين. والنظرية التطبيقية، وهي نظرية اتخاذ القرارات من قبل القضاة التي تتعلق بكيفية تطبيق القوانين بشكل عملي. يستخدم البحث المنهج النوعي من خلال استخدام المنهج القانوني التجريبي بأساليب البحث الوصفي التحليلي. يتضمن جمع البيانات دراسات أدبية وميدانية من خلال المقابلات والوثائق المختلفة لتقديم رؤية شاملة وشاملة للموضوع. أسفر البحث عن عدة نتائج رئيسية: أولاً، من الضروري أن تتجاوز قرارات المحاكم النصوص القانونية الصارمة لتحقيق العدالة. يلتزم القانون التقدمي بمنظور شامل يركز على الإنسان ويأخذ بعين الاعتبار البعد الروحي المستمد من الضمير. ثانياً، من الناحية القانونية، يعكس القرار قيد الدراسة تفسيراً لمعنى أوسع للنصوص القانونية. فلسفياً، يشعر المدعى عليه بالعدالة في الحصول على حقوقه أو التحرر من التهم الجنائية. اجتماعياً، يستفيد المتهم من القرار من خلال الحفاظ على نسب الأطفال وضمان انسجام العلاقة بين الأم والطفل. ثالثاً، يُطبق القانون التقدمي في حالات تعدد الزوجات باستخدام الطريقة التأويلية لفهم طبيعة النصوص، وفي حالات الزواج القسري باستخدام التفسير القانوني لتوضيح المصطلحات غير الواضحة. رابعاً، يظل باب تطبيق القضاة للقانون التقدمي مفتوحاً، حيث من الضروري استمرار معالجة وتطور المشاكل القانونية.
Item Type: | Thesis (Doktoral) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | hukum progresif; pembatalan perkawinan; pengadilan agama |
Subjects: | Private Law > Domestic Relations, Family Law, Marriage |
Divisions: | Pascasarjana Program Doktor > Program Studi Hukum Islam > Konsentrasi Hukum Keluarga |
Depositing User: | Nofan Nurkhafid Azmi |
Date Deposited: | 29 Oct 2024 06:53 |
Last Modified: | 29 Oct 2024 06:53 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/100881 |
Actions (login required)
View Item |