Isyarat komunikasi dialogis dalam Al-Qur’an: Studi tentang kisah dialog Nabi Musa dengan Firaun pada firman Allah Qs. Thaha ayat 49-53 dan 57-59

Samau'al, Ahmad (2024) Isyarat komunikasi dialogis dalam Al-Qur’an: Studi tentang kisah dialog Nabi Musa dengan Firaun pada firman Allah Qs. Thaha ayat 49-53 dan 57-59. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (112kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (206kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (141kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (343kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (591kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (225kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (746kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (199kB) | Request a copy

Abstract

Dalam Al-Qur’an, bahasan tentang komunikasi yang melibatkan Nabi dan pengikutnya tidak hanya memberikan informasi mengenai dasar dan proses komunikasi dalam Al-Qur'an, tetapi juga Allah SWT melalui Al-Qur’an menjelaskan berbagai bentuk dan metode komunikasi yang dibutuhkan manusia sebagai pedoman hidup. Salah satu kisah dalam Al-Qur’an yang dibahas secara mendetail dan tersebar dalam beberapa surat, serta mengandung banyak petunjuk komunikasi, adalah kisah dialog antara Nabi Musa dan Fir’aun. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis QS. Thaha ayat 49-53 dan 57-59 terkait konteks komunikasi antara Nabi Musa dan Fir’aun, substansi komunikasi tersebut, proses dan bentuk komunikasi yang digunakan, serta implikasi dari komunikasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan penelitian kepustakaan (library research). Objek penelitian adalah QS. Thaha ayat 49-53 dan 57-59, dengan teknik pengumpulan data melalui studi dokumen. Analisis data dilakukan dalam tiga tahap: pengumpulan data, analisis, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Konteks komunikasi antara Nabi Musa dan Fir’aun dalam QS. Thaha ayat 49-53 dan 57-59 merupakan komunikasi antarpribadi yang memiliki karakteristik komunikasi interpersonal; (2) Substansi komunikasi Nabi Musa kepada Fir’aun berfokus pada pelaksanaan dakwah, dengan misi dakwah yang meliputi: (a) dakwah kepada Fir’aun dan pengikutnya; (b) dakwah untuk memperbarui iman Bani Israil; (c) dakwah untuk membebaskan Bani Israil dari penindasan Fir’aun;( 3) Proses komunikasi dimulai dengan Fir’aun sebagai komunikator (QS. Thaha: 49) dan Musa sebagai komunikan, lalu terjadi pergantian peran karena sifat komunikasi yang dialogis. Proses komunikasi ini merupakan aplikasi dari teori Stimulus-Respon (S-R); (4) Implikasi dari komunikasi Nabi Musa dengan Fir’aun dalam QS. Thaha ayat 49-53 dan 57-59 adalah adanya penolakan dari Fir’aun terhadap ajakan dan argumen yang disampaikan Nabi Musa, yang akhirnya membuat Nabi Musa menunjukkan mukjizatnya. Namun, Fir’aun dan kaumnya menganggap mukjizat tersebut sebagai sihir belaka. Akhirnya, Nabi Musa dan Fir’aun membuat kesepakatan untuk mengadakan adu ketangkasan dengan para ahli sihir di negeri tersebut. Simpulan dari penelitain ini bahwa komunikasi antarpribadi yang terjadi antara Nabi Musa dan Fir’aun menunjukkan karakteristik komunikasi interpersonal yang bersifat dialogis. Proses komunikasi ini melibatkan teori Stimulus-Respon (S-R), dengan Nabi Musa dan Fir’aun saling bergantian sebagai komunikator dan komunikan.

Actions (login required)

View Item