Penafsiran ayat-ayat ta'awun dalam Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dan Al-Mishbah karya Quraish Shihab

Daffa, Muhammad Rizky (2025) Penafsiran ayat-ayat ta'awun dalam Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dan Al-Mishbah karya Quraish Shihab. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text
1_cover.pdf

Download (280kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2_abstrak.pdf

Download (254kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3_skbebasplagiarism.pdf

Download (266kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4_daftarisi.pdf

Download (281kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5_bab1.pdf

Download (765kB) | Preview
[img] Text
6_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (784kB) | Request a copy
[img] Text
7_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (322kB) | Request a copy
[img] Text
8_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
9_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (257kB) | Request a copy
[img] Text
10_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (275kB) | Request a copy
[img] Text
11_lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (296kB) | Request a copy

Abstract

Ta’awun mencakup berbagai aspek kehidupan, baik dalam urusan sosial, politik, ekonomi, maupun dalam menjaga hubungan antar umat manusia. Tolong-menolong yang dianjurkan Allah yaitu tolong-menolong dalam kebaikan, bukan dalam hal kemungkaran atau kemudharatan yang dapat merugikan orang lain. Saling tolong-menolong merupakan asas utama setiap masyarakat yang berperadaban, karena dengan sikap tersebut akan menumbuhkan rasa kebersamaan di antara manusia serta dapat mempererat tali persaudaraan. Allah memerintahkan supaya umat Islam saling tolong-menolong terhadap sesama terutama dalam perbuatan yang terpuji. Tujuan penelitian pada skripsi ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penafsiran ayat-ayat ta’awun menurut perspektif Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar dan Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbah, selain itu dibahas juga mengenai bentuk, tujuan serta manfaat ta’awun dan perbedaan antara Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tehnik deksriptif-analisis yang diperoleh dari telaah pustaka (library research). Data primer diperoleh dari Al-Qur’an beserta terjemahnya yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia, kemudian rujukan tafsir utama yang digunakan yaitu tafsir Al-Azhar dan Al-Mishbah. Sedangkan data sekunder berasal dari berbagai literatur dan karya tafsir lainnya. Tehnik analisis data dilakukan dengan pemeriksaan data,klasifikasi, verifikasi, analisis dan kesimpulan. Hasil penelitian penafsiran ayat-ayat ta’awun dijelaskan oleh Buya Hamka dalam Q.S Al�Maidah ayat 2 mengenai perintah tolong-menolong dalam membina al-birru, yakni segala ragam yang didasarkan kepada menegakkan takwa dan mempererat hubungan dengan Allah. Sedangkan penjelasan Quraish Shihab dalam ayat tersebut mengenai konteks kebaikan dan ketakwaan, yakni segala macam hal yang membawa kemaslahatan duniawi serta ukhrawi, tolong-menolong dalam kebajikan serta ketakwaan dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa atau pelanggaran.Bentuk ta’awun terdapat empat macam yaitu; Al-Mu’in wal Musta’in, La Yu’in wa la Yasta’in, Yasatain wa la Yu’in, dan Yu’in wa la Yasta’in. Tujuan ta’awun yaitu sebagai al-birru, sebagai wala’, sebagai tawashi, untuk penguat pola kehidupan, untuk memperkuat solidaritas, untuk memberi kemudahan dan untuk menghindari perpecahan. Manfaat ta’awun yaitu mempercepat pekerjaan, meningkatkan ketakwaan, membangun hubungan sosial, menyebarkan syiar Islam, menghindari konflik dan menghemat waktu. Perbedaan penafsiran ta’awun menurut Buya Hamka dan Quraish Shihab yaitu terbagi tiga aspek, dalam segi pendekatan Buya Hamka menekankan pada aspek sastra, sejarah, budaya, dan konteks sosial masyarakat, sedangkan Quraish Shihab menekankan pada analisis bahasa, kaidah-kaidah ilmu tafsir, konteks historis dan tantangan modern. Selanjutnya dalam segi bahasa, Buya Hamka cenderung naratif, puitis, dan mudah dicerna, sedangkan Quraish Shihab cenderung akademis, analitis, dan sistematis. Kemudian dalam segi relevansi zaman, Buya Hamka menekankan pada kondisi masyarakat Indonesia pada masanya, sedangkan Quraish Shihab menekankan pada tantangan umat Islam di era modern.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Ta’awun; Tafsir; Al-Azhar; Al-Mishbah
Subjects: Religious Education
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Al-Qur'an dan Terjemahannya
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Kumpulan Ayat-ayat dan Surat-surat Tertentu dalam Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Muhammad Rizky Daffa
Date Deposited: 26 Feb 2025 07:59
Last Modified: 26 Feb 2025 07:59
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/104881

Actions (login required)

View Item View Item