Penafsiran ayat kemajemukan masyarakat dalam tafsir Al-Qur’an bahasa Sunda : Analisis tafsir ayat suci Lenyepaneun dan tafsir Nurul-Bajan

Fadilah, Mohamad Yasir (2025) Penafsiran ayat kemajemukan masyarakat dalam tafsir Al-Qur’an bahasa Sunda : Analisis tafsir ayat suci Lenyepaneun dan tafsir Nurul-Bajan. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

	Text (COVER) 1_COVER.pdf Download (278kB)
	Text (ABSTRAK) 2_ABSTRAK.pdf Download (459kB)
	Text (DAFTAR ISI) 3_DAFTAR ISI (2).pdf Download (280kB)
	Text (BAB I) 4_Bab 1.pdf Download (600kB)
	Text (BAB II) 5_Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (743kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (511kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (471kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (512kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini mengkaji konsep kemajemukan masyarakat dalam penafsiran Ayat Suci Lenyepaneun karya Moh. E. Hasim dan Nurul-Bajan karya Mhd. Romli dan H.N.S. Midjaja. Wacana terkait kemajemukan masyarakat adalah wacana yang menarik dan krusial untuk dibahas, hal ini berkaitan dengan seringkali nya muncul konflik serta permasalahan yang berawal dari perbedaan kemajemukan di masyarakaat saat ini. Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfokus pada teknik library research atau studi pustaka dan analisis isi. Data primer yang diambil adalah Al-Qur’an untuk menghimpun ayat-ayat tentang kemajemukan masyarakat serta tafsir Ayat Suci Lenyepaneun dan Nurul-Bajan serta dibantu oleh data sekunder yang berupa buku, skripsi, tesis, jurnal, artikel dan beberapa sumber lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Adapun teori yang digunakan adalah teori ilmu tafsir dan hermeneutika fusion of horizon. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam penelitiannya, Moh. E. Hasim mengatakan bahwa manusia sebenarnya berasal dari satu keturunan yaitu keturunan Adam-Hawa. Kemajemukan yang ada pada masyarakat berasal dari adanya globalisasi, yaitu proses integrasi budaya, produk, ideologi yang terjadi antara seluruh umat di dunia. Hasim juga mengatakan bahwa kemajemukan yang terjadi dalam masyarakat ini memiliki pelajaran tentang etika dan akhlak dalam bersosial, yang berakar dari gagasan “kesetaran manusia”. Selain itu ia menekankan pada prinsip sabilulungan (silih asah, silih asih, silih asuh) yaitu sikap saling menghargai serta gotong royong dalam masyarakat. Kehidupan bermasyarakat mengantarkan kepada hidup saling mengahargai dan toleransi dalam beragama, Hasim menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam hal beragama karena Allah sudah memberi petunjuk yang jelas dalam Al-Qur’an terhadap apa yang diridhai oleh Allah SWT. dan apa yang ridak. Mhd.Romli juga mengatakan bahwa ada beberapa prinsip dalam hidup di masyarakat yaitu, 1) tidak ada paksaan dalam masuknya kepada agama yang haq, yaitu agama Islam. 2) tidak ada diperbolehkan siapapun dipaksa masuk Islam. 3) tidak diperbolehkan siapapun dipaksa dalam urusan keimanan dan kepercayaan. Masuknya seseorang kepada agama Islam haruslah dilandasi oleh sebuah keimanan. Romli mengatakan bahwa keimanan diperoleh dari pengakuan dan rasa tunduk yang semua itu tidak mungkin dibarengi dengan sebuah paksaan.

Actions (login required)

View Item