Fenomena cerai gugat di Pengadilan Agama Kota Bandung: Analisis perspektif teori tindakan sosial max Weber

Rizki Septiawati, Fitri (2025) Fenomena cerai gugat di Pengadilan Agama Kota Bandung: Analisis perspektif teori tindakan sosial max Weber. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text 1_cover.pdf Download (142kB) | Preview
Preview	Text 2_abstrak.pdf Download (122kB) | Preview
Preview	Text 3_skbebasplagiarisme (9).pdf Download (257kB) | Preview
Preview	Text 4_daftarisii.pdf Download (172kB) | Preview
Preview	Text 5_bab1.pdf Download (244kB) | Preview
	Text 6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (357kB) | Request a copy
	Text 7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (266kB) | Request a copy
	Text 8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (773kB) | Request a copy
	Text 9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (208kB) | Request a copy
	Text 10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (223kB) | Request a copy
	Text 11_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Fenomena cerai gugat di Pengadilan Agama Kota Bandung masih menunjukkan angka yang cukup tinggi. Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 5.516 perempuan atau istri mengajukan permohonan cerai gugat. Tingginya angka ini merepresentasikan adanya dinamika dalam kehidupan keluarga yang menunjukkan gejala disintegrasi sosial, sehingga turut berkontribusi terhadap lemahnya fungsi institusi keluarga. Fenomena tersebut mencerminkan kompleksitas permasalahan dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya cerai gugat, menganalisis tindakan sosial yang dilakukan oleh pihak istri dalam proses pengajuan cerai gugat berdasarkan teori tindakan sosial Max Weber, serta mengkaji peran dan upaya yang dilakukan oleh hakim dan mediator dalam menangani perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Kota Bandung. Teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber digunakan sebagai kerangka berpikir dalam penelitian ini. Weber menyatakan bahwa setiap tindakan individu memiliki makna subjektif yang diarahkan kepada orang lain. Dalam konteks cerai gugat, keputusan seorang istri untuk mengajukan perceraian tidak semata-mata bersifat personal, tetapi merupakan hasil dari interpretasi dan respons terhadap situasi sosial tertentu. Weber mengklasifikasikan tindakan sosial ke dalam lima bentuk, yaitu tindakan afektif, tindakan rasional, tindakan rasional instrumental, tindakan rasional berorientasi nilai, dan tindakan tradisional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengandalkan data primer dan sekunder. Sumber pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh pemahaman yang utuh mengenai faktor-faktor penyebab perceraian dan bentuk-bentuk tindakan sosial yang muncul dalam proses cerai gugat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka cerai gugat di Pengadilan Agama Kota Bandung dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling berkaitan. Faktor utama yang melatarbelakangi keputusan istri untuk bercerai meliputi ketidakstabilan ekonomi, minimnya tanggung jawab suami, perselisihan yang terus menerus, serta adanya perselingkuhan. Selain itu, tindakan sosial yang dilakukan oleh istri dalam mengajukan cerai gugat mencakup berbagai bentuk, mulai dari tindakan afektif, tradisional, tindakan rasional, tindakan rasional instrumental maupun rasional yang berorientasi nilai. Adapun peran hakim dan mediator dalam proses penyelesaian perkara tidak hanya berfokus pada aspek hukum, tetapi juga mengedepankan pendekatan sosial, keagamaan, dan budaya dalam upaya mendamaikan kedua belah pihak serta memulihkan komunikasi demi menjaga keutuhan keluarga

Actions (login required)

View Item