Hayat, Saepul (2024) Komunikasi profetik Mohammad Natsir dalam pemikiran dan perilaku politiknya menurut pandangan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (481kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (588kB) | Preview |
|
|
Text
Surat Pernyataan (2).pdf Download (127kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (432kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (1MB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (557kB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
![]() |
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (392kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (485kB) |
|
![]() |
Text
Lampiran-digabungkan (1).pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Mohammad Natsir adalah tokoh politik, pendidikan dan dakwah yang sangat berpengaruh di Indonesia. Kiprahnya dalam politik menjadi Perdana Menteri. Dalam da’wah Mohammad Natsir mendirikan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia sebagai pusat da’wah nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriftif yang bersifat komperatif, yaitu suatu jenis penelitian yang digunakan untuk menemukan suatu model. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep komunikasi profetik M. Natsir dalam pemikiran dan perilaku politiknya selama beliau berkarir dalam bidang pendidikan, dakwah dan politik. Penelitian ini berdasarkan paradigma yang merupakan pengembangan dari konsep ilmu sosial profetik (ISP) yang pernah digagas oleh ilmuan Islam kontemporer yakni Kuntowijoyo yang terinspirasi dari Surah Ali Imran :110, yang kemudian dikembangkan menjadi komunikasi profetik oleh Iswandi Syahputra. Kuntowijoyo menangkap makna filosofis dalam ayat tersebut, yaitu humanisasi (amar ma’ruf), liberasi (nahi mungkar), dan trasendensi (al-iman billah). Hasil penelitian dan pembahasan menyimpulkan bahwa komunikasi profetik M. Natsir sangat identik dengan paradigma komunikasi profetik, yaitu : amar ma’ruf (humanisasi), Dalam proses dakwahnya M. Natsir mampu menempatkan manusia secara utuh tanpa ada diskrimanisasi walaupun berbeda suku, bahasa bahkan agama. Paradigma profetik yang selanjutnya, nahyi munkar (liberasi). Perjalanan dakwahnya tentu mengalami perbedaan pendapat dengan satu sama lainnya. Akan tetapi M. Natsir tetap menghargai pribadinya dan memberikan kebebasan untuk berpendapat. Terakhhir, Tu’minuna billah (transendensi). dalam banyak pidatonya M. Natsir seringkali menyampaikan bahwa umat muslim harus senantiasa taat dan patuh terhadap setiap aturan yang ditetapkan oleh Allah swt dan Rasul-Nya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Komunikasi profetik; Mohammad Natsir; Dewan Da'wah |
Subjects: | Islam Islam > Da'wah Social Interaction, Interpersonal Relations > Communication |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | M.Sos Saepul Hayat Hasan |
Date Deposited: | 17 Jul 2025 02:06 |
Last Modified: | 17 Jul 2025 02:06 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/112606 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |