Hubungan bimbingan klasikal berbasis gender dengan kesadaran perilaku Toxic Masculinity

Fauzy, Cecilia Rhisfasari (2025) Hubungan bimbingan klasikal berbasis gender dengan kesadaran perilaku Toxic Masculinity. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1 Cover.pdf

Download (66kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2 ABSTRAK.pdf

Download (47kB) | Preview
[img]
Preview
Text
CamScanner 7-18-25 13.55 (1).pdf

Download (398kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
4 DAFTAR ISI.pdf

Download (81kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
5 BAB I.pdf

Download (363kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
6 BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (289kB)
[img] Text (BAB III)
7 BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (617kB)
[img] Text (BAB IV)
8 BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (101kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA (19).pdf
Restricted to Registered users only

Download (208kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
10 LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (364kB)

Abstract

Toxic Masculinity merupakan bentuk maskulinitas yang terbentuk dari konstruksi sosial patriarki, yang menuntut laki-laki untuk dominan, tidak emosional, dan menjauhi sifat feminin. Hal ini dapat menimbulkan tekanan psikologis dan berdampak pada hubungan sosial. Dalam konteks ini, penting dilakukan intervensi edukatif melalui bimbingan klasikal berbasis gender guna meningkatkan kesadaran terhadap dampak buruk Toxic Masculinity, khususnya di kalangan pemuda dan kader organisasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan bimbingan klasikal berbasis gender dengan kesadaran terhadap perilaku Toxic Masculinity. Fenomena Toxic Masculinity merupakan bentuk ekspresi maskulinitas yang merugikan, seperti dominasi, kekerasan, penekanan emosi, dan diskriminasi berbasis gender. Pembahasan mengacu pada pendekatan Gender Aware Counseling (GAC) oleh Good, Gilbert, dan Scher, serta prinsip maskulinitas sehat dari American Psychological Association (APA, 2018), yang menekankan pentingnya konseling reflektif dan setara. Subjek penelitian adalah peserta Sekolah Islam Gender PMII UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner dua variabel, yaitu bimbingan klasikal berbasis gender (X) dan kesadaran terhadap Toxic Masculinity (Y). Hasil analisis korelasi spearman diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,777 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara kedua variabel, yang berarti bahwa semakin optimal pelaksanaan bimbingan klasikal berbasis gender, semakin tinggi tingkat kesadaran peserta didik terhadap perilaku Toxic Masculinity. Setiap dimensi bimbingan, seperti perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan kepekaan terhadap isu gender, berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran peserta dalam menolak norma patriarki. Penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan positif antara bimbingan klasikal berbasis gender dan kesadaran kritis terhadap Toxic Masculinity, serta dukungan terhadap nilai kesetaraan gender.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: bimbingan klasikal berbasis gender; kesadaran, Toxic Masculinity; gender aware counseling
Subjects: Human Physiology > Adult Development and Maturity
Divisions: Pascasarjana Program Magister > Program Studi Bimbingan Konseling Islam
Depositing User: Cecilia Rhisfasari Fauzy
Date Deposited: 18 Jul 2025 07:02
Last Modified: 18 Jul 2025 07:02
URI: https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/112777

Actions (login required)

View Item View Item