Istidraj dalam Al-Qur'an: Perspektif Moh. E. Hasim dalam tafsir ayat suci lenyepaneun

Jamalullael, Ayip (2025) Istidraj dalam Al-Qur'an: Perspektif Moh. E. Hasim dalam tafsir ayat suci lenyepaneun. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) COVER.pdf Download (183kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (187kB) | Preview
Preview	Text SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIARISME (3).pdf Download (264kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) DAFTAR ISI.pdf Download (196kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (507kB) | Preview
	Text (BAB II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (664kB)
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (328kB)
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB V) BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (215kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (236kB)
	Text (LAMPIRAN) LAMPIRAN - 2025-08-06T132954.571.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam memerlukan pemahaman yang tepat agar tidak disalahartikan. Di Nusantara, banyak ulama telah menulis tafsir berbahasa lokal, salah satunya Moh. E. Hasim dengan Tafsir Ayat Suci Lenyepaneun yang berbahasa Sunda. Salah satu tema penting dalam Al-Qur’an yang masih jarang dikaji dalam tafsir lokal adalah konsep istidraj. Fenomena Istidraj tampak nyata dalam kehidupan modern, di mana kemewahan dianggap sebagai keberkahan. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk mengkaji konsep istidraj dalam perspektif tafsir lokal guna mengetahui hal tersebut. Jenis dan metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang didasarkan pada studi tematik (maudhu’i), dengan fokus pada penafsiran Moh. E. Hasim dalam Tafsir Ayat Suci Lenyepaneun. Sumber primer penelitian ini adalah Al-Qur’an dan tafsir tersebut, sedangkan sumber sekundernya berupa literatur pendukung seperti buku, jurnal, dan artikel terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep Istidraj menurut penafsiran Hasim serta mengetahui nilai-nilai lokalitas Sunda yang terkandung didalam penafsiran tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran Moh. E. Hasim tentang konsep istidraj pada Q.S. Al-A‘raf [7]: 182, Q.S. Al-Qalam [68]: 44–45, Q.S. Ali Imran [3]: 178, Q.S. Al-A‘raf [7]: 183, dan Q.S. Muhammad [47]: 25. Serta ayat-ayat yang maknanya berkaitan dengan istidraj yaitu Q.S. Al-A‘raf [7]: 99, Q.S. Ar-Ra‘d [13]: 33 dan 42, Q.S. An-Nisa [4]: 142, dan Q.S Ath-Thariq [86]: 15-17 menggambarkan strategi Ilahi berupa pemberian nikmat duniawi kepada orang durhaka sebagai bentuk azab tersembunyi yang menyesatkan, tampak seperti keberuntungan namun sejatinya murka Allah. Dengan gaya bahasa Sunda yang komunikatif dan pendekatan lokal melalui istilah panyungkun, tafsir ini mengoreksi cara pandang materialistik masyarakat modern yang sering menyamakan kemewahan dengan keridhaan Ilahi. Penafsiran Hasim membumikan pesan Al-Qur’an melalui nilai-nilai lokalitas Sunda seperti kesadaran spiritual, etika sosial, kejujuran, dan kritik sosial, sehingga menjadi dakwah kultural yang efektif dan kontekstual dalam membangun kesadaran agar umat tidak terjebak dalam kenikmatan semu, tetapi tetap waspada dan bermoral.

Actions (login required)

View Item