Tradisi upacara adat kawin cai sebagai warisan budaya di Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan

Akhmaludin, Muhammad Faiz (2025) Tradisi upacara adat kawin cai sebagai warisan budaya di Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text 1_cover.pdf Download (285kB) | Preview
Preview	Text 2_abstrak.pdf Download (198kB) | Preview
Preview	Text 3_skbebasplagiarism.pdf Download (225kB) | Preview
Preview	Text 4_daftarisi.pdf Download (388kB) | Preview
Preview	Text 5_bab 1.pdf Download (393kB) | Preview
	Text 6_bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (340kB) | Request a copy
	Text 7_bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (238kB) | Request a copy
	Text 8_bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (944kB) | Request a copy
	Text 9_bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (205kB) | Request a copy
	Text 10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (316kB) | Request a copy
	Text 11_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya lokal memiliki berbagai tradisi unik yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satunya adalah tradisi Upacara Adat Kawin Cai yang dilaksanakan di Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal yang mengakar dalam masyarakat agraris Sunda, khususnya dalam memuliakan air sebagai elemen sakral yang menjadi sumber kehidupan. Namun, di tengah arus modernisasi dan perubahan nilai masyarakat, tradisi ini mulai terancam kelestariannya, sehingga diperlukan kajian akademik untuk mempertahankan eksistensinya sebagai warisan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis makna simbolik yang terkandung dalam tradisi Upacara Adat Kawin Cai serta mendeskripsikan tata cara pelaksanaannya. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengungkap bagaimana masyarakat setempat mereproduksi nilai-nilai kultural melalui praktik sosial yang diwariskan secara turun-temurun. Penelitian ini didasarkan pada teori Interaksionisme Simbolik dari Herbert Blumer, yang menekankan bahwa makna sosial terbentuk melalui proses interaksi antarindividu dengan simbol-simbol budaya. Dalam konteks tradisi Kawin Cai, simbol-simbol seperti air dari Sumur Tujuh dan Balong Dalem, prosesi arak-arakan, serta peran tokoh adat menjadi media yang merepresentasikan hubungan masyarakat dengan alam dan Tuhan. Tradisi ini tidak hanya menjadi peristiwa ritual, tetapi juga arena komunikasi simbolik yang memelihara harmoni ekologis dan spiritual. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam dengan tokoh adat dan masyarakat, serta studi pustaka terhadap literatur yang relevan. Lokasi penelitian berada di Desa Babakanmulya, tempat di mana tradisi Kawin Cai masih dilestarikan hingga kini. Data dianalisis secara induktif untuk mengungkap makna dan proses dalam tradisi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Kawin Cai memiliki makna mendalam bagi masyarakat Desa Babakanmulya, baik dari aspek spiritual, ekologis, maupun sosial. Air dalam tradisi ini disimbolkan sebagai penghubung antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Prosesi pernikahan antara dua sumber air menjadi simbol kesatuan dan kesuburan, yang diharapkan membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Tradisi ini juga memperkuat nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan. Oleh karena itu, pelestarian tradisi Kawin Cai sangat penting sebagai bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal sekaligus sebagai media pendidikan budaya bagi generasi penerus.

Actions (login required)

View Item