Fauziyyah, Veni (2025) Pengembangan diri menuju insan kamil dalam pemikiran Muhammad Iqbal tinjauan: Filsafat eksistensialisme Friedrich Nietzsche. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
COVER.pdf Download (165kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (247kB) | Preview |
|
|
Text (BEBAS PLAGIARISME)
1211010124 Veni Fauziyyah - Surat Keterangan Lulus Cek Plagiarisme.pdf Download (264kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
Daftar Isi-1.pdf Download (231kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
Bab 1-1.pdf Download (360kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
Bab 2..pdf Restricted to Registered users only Download (481kB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
Bab 3-3.pdf Restricted to Registered users only Download (264kB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
Bab 4-1.pdf Restricted to Registered users only Download (807kB) |
|
![]() |
Text (BAB V)
Bab 5-1.pdf Restricted to Registered users only Download (169kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
Daftar Pustaka-1.pdf Restricted to Repository staff only Download (167kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan terhadap krisis identitas manusia modern yang terasing dari nilai spiritual dan keberadaan otentik dirinya. Muhammad Iqbal menawarkan konsep insan kamil sebagai model manusia ideal yang berakar pada pengembangan khudi, yaitu kesadaran diri yang aktif, dinamis, dan bertanggung jawab. Dalam konteks ini, dapat meninjau sejauh mana konsep insan kamil mendorong pembebasan eksistensial manusia dalam penciptaan makna hidup. Penelitian ini bertujuan menguraikan konsep diri dalam pemikiran Iqbal, menjelaskan relasinya dengan insan kamil, serta mengkaji pengembangan diri Iqbal melalui tinjauan eksistensialisme Friedrich Nietzsche. Metode yang digunakan adalah kualitatif-hermeneutik, dengan pendekatan filosofis interpretatif terhadap teks utama Iqbal dan Nietzsche. Hasil penelitian menunjukkan bahwa khudi bukan sekadar ego personal, melainkan potensi rohani yang menuntut perjuangan, cinta, dan keterlibatan historis. Insan kamil adalah puncak perkembangan khudi: manusia yang sadar, merdeka, dan transenden, tanpa melepaskan peran sosial dan spiritualnya. Melalui tinjauan terhadap konsep Übermensch, will to power, dan eternal recurrence, Nietzsche menghadirkan kritik eksistensial terhadap nilai lama yang membelenggu kebebasan manusia. Kritik ini menjadi cermin dialektis yang memperkaya pemaknaan insan kamil sebagai sosok yang taat bukan karena takut, tetapi karena sadar dan berani. Dengan hermeneutik filosofis dalam penelitian ini membuka ruang perjumpaan makna antara dua horizon pemikiran, sehingga menghasilkan pemahaman baru mengenai pengembangan diri yang bersifat spiritual sekaligus eksistensial.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Subjects: | Humanism Philosophy Ethics, Moral Philosophy > Philosopy and Theory of Ethics Islam Umum > Islam dan Filsafat |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat |
Depositing User: | Veni Fauziyyah |
Date Deposited: | 15 Sep 2025 22:55 |
Last Modified: | 15 Sep 2025 22:55 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/119672 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |