Peran Ali Sadikin dalam gerakan Petisi 50 : Kritik Oposisi terhadap kebijakan Orde Baru tahun 1980-1998

Azzam, Tsabitul (2025) Peran Ali Sadikin dalam gerakan Petisi 50 : Kritik Oposisi terhadap kebijakan Orde Baru tahun 1980-1998. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (Cover) Cover.pdf Download (150kB) | Preview
Preview	Text (Abstrak) Abstrak.pdf Download (160kB) | Preview
Preview	Text (Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi) Lembar Pernyataan Keaslian skripsi.pdf Download (198kB) | Preview
Preview	Text (Daftar Isi) Daftar Isi.pdf Download (162kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (306kB) | Preview
	Text (BAB II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (427kB) | Request a copy
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (510kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (119kB) | Request a copy
	Text (Daftar Pustaka) DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (226kB) | Request a copy
	Text (Lampiran) Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini membahas peran Ali Sadikin dalam Gerakan Petisi 50 sebagai bentuk kritik oposisi terhadap pemerintahan Orde Baru pada rentang waktu 1980 hingga 1998. Petisi 50 merupakan sebuah gerakan yang digagas oleh tokoh-tokoh militer, sipil, dan politisi nasional sebagai respons terhadap pernyataan Presiden Soeharto yang dinilai menyimpang dari semangat demokrasi dan konstitusi. Dalam konteks ini, Ali Sadikin, sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta, mengambil posisi penting sebagai tokoh sipil yang secara terbuka mengkritik kebijakan represif Orde Baru dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berpendapat. Penelitian ini merumuskan dua masalah utama: pertama, bagaimana kondisi politik pada masa orde baru dan karir militer dan politik ali sadikin, kedua, bagaimana peran ali sadikin pada gerakan petisi 50. Tujuan Penelitian ini adalah: pertama, untuk mengetahui kondisi politik pada masa orde baru dan karir militer dan politik ali sadikin, kedua, untuk mengetahui peran ali sadikin pada gerakan petisi 50. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, yang meliputi tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumber-sumber utama diperoleh dari arsip, surat kabar, majalah, dan literatur sekunder seperti buku dan artikel ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan Kondisi politik pada masa Orde Baru ditandai dengan sentralisasi kekuasaan di tangan Presiden Soeharto, represi terhadap kebebasan sipil, dominasi militer dalam politik melalui doktrin Dwi Fungsi ABRI, serta manipulasi sistem kepartaian dan pemilu. Dalam lanskap politik yang tertutup ini, karir militer dan politik Ali Sadikin mengalami transformasi signifikan: dari perwira Korps Komando (KKO) dan pejabat eksekutif sebagai Gubernur Jakarta, ia kemudian mengambil peran oposisi yang berani menentang arus kekuasaan. Perubahan posisi ini menunjukkan kompleksitas dinamika politik Orde Baru serta pentingnya peran individu dalam tantangan Peran Ali Sadikin dalam Gerakan Petisi 50 tidak terbatas sebagai penandatangan semata, tetapi juga sebagai aktor aktif yang ikut menyusun strategi perlawanan, menjadi juru bicara kelompok, serta memobilisasi opini publik melalui media dan forum politik. Ia secara konsisten menyuarakan kritik terhadap penyimpangan penerapan Pancasila, pelanggaran HAM, dan praktik kekuasaan yang tidak demokratis. Meski menghadapi tekanan dan pemerintahan dari pemerintah, peran Ali Sadikin dalam Petisi 50 merupakan kontribusi penting dalam menjaga ruang oposisi politik dan mendorong munculnya gerakan prodemokrasi menjelang runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998.

Actions (login required)

View Item