Mumtaz, Zaki Muhammad (2025) Konsep syifa' dalam Al-Qur'an perspektif tafsir Al-Bahr Al-Madid fi Tafsir Al-Qur'an Al-Majid karya Ibnu 'Ajibah. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (172kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (227kB) | Preview |
|
|
Text
3_skbebasplagiarism.pdf Download (267kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
4_daftarisi.pdf Download (258kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
5_bab1.pdf Download (491kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB II)
6_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (475kB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
7_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (240kB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
8_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (888kB) |
|
![]() |
Text (BAB V)
9_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (245kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
10_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (234kB) |
Abstract
Penelitian ini berawal dari sebuah kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat manusia, yaitu Al-Qur’an (shāliḥ likulli zamān walmakān). Al-Qur’an tidak hanya berfungsi sebagai kitab suci, melainkan juga memuat ayat-ayat yang menjadi petunjuk dan syifa’ bagi berbagai penyakit, baik yang bersifat hati maupun jasmani. Konsep syifa’ ini meliputi penyembuhan spiritual dan fisik, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai ayat dan hadits. Dalam hal tersebut penulis memilih salah seorang syaikh yang bernama Ibnu ‘Ajibah, seorang sufi dan mufassir, dalam tafsir Al-Baḥr Al-Madīd fī Tafsīr Al-Qur’an Al-Majīd menekankan pentingnya memahami makna zahir dan batin Al-Qur’an, termasuk makna syifa’ yang menjadi solusi atas berbagai permasalahan jasmani dan rohani manusia. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji konsep syifa’ dalam Al-Qur’an menurut perspektif Ibnu ‘Ajibah untuk menyoroti relevansi Al-Qur’an sebagai syifa’. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penafsiran ayat-ayat tentang syifa’ menurut perspektif Ibnu ‘Ajibah dalam kitab Al-Baḥr Al-Madīd fī Tafsīr Al-Qur’an Al-Majīd, serta menggali konsep syifa’ yang diuraikan oleh Ibnu ‘Ajibah dalam karya tafsir tersebut. Penelitian ini menggunakan metode/pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka (library research) dan analisis isi (content analysis) untuk mengkaji konsep syifa’ dalam Al-Qur’an menurut tafsir Ibnu ‘Ajibah dalam kitab Al-Baḥr Al-Madīd fī Tafsīr Al-Qur’ān Al-Majīd. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tematik yang mengikuti beberapa langkah yang diuraikan oleh Abdul Hayy al-Farmawi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penafsirannya, penulis berpandangan dari kedelapan ayat mengenai syifa’ terdapat makna batin yang bermacam-macam. Pertama, proses tazkiyah. Kesembuhan ruhani hanya tercapai lewat proses penyucian jiwa (takhalli dan tahalli), yang dipandu oleh seorang murabbi (syaikh yang kamil). Proses ini bertujuan membebaskan hati dari ikatan duniawi agar siap menerima cahaya Al-Qur’an. Kedua, adanya peran waliyullah. Para waliyullah berfungsi sebagai pemberi nasihat dan penyembuh spiritual. Melalui hubungan dengan mereka, seorang murid mendapatkan cahaya keyakinan sejati (tahqīq), bimbingan menuju makrifat, dan ketenangan hati melalui dzikir serta pancaran spiritual (imdād) dari batin mereka. Ketiga, sosok ‘arif seperti lebah. Lebah menjadi simbol seorang ‘arif billah hamba yang telah mencapai makrifat. Seperti lebah yang menghasilkan madu dari nektar, sang ‘arif memproses hikmah menjadi penyembuh bagi hati manusia. Ia tidak dipengaruhi oleh dunia, hanya sibuk dengan Allah, dan kehadirannya membawa ketenangan, pengajaran, dan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya. Keempat, Al-Qur’an sebagai kitab para Muhibbin. Menurut al-Warsatabi, Al-Qur’an adalah petunjuk bagi para ‘arif dan penyembuh bagi hati para muḥibbin. Ia menjadi kalam al-habib (ucapan Sang Kekasih), yang tidak hanya diselami secara lahiriah, tetapi juga diminum makna batinnya secara spiritual. Kelima, jihad melawan hawa nafsu. Dalam tafsir sufistik, jihad yang dimaksud adalah melawan hawa nafsu dan sifat-sifat tercela. Para salik (penempuh jalan spiritual) diperintahkan untuk memerangi musuh batin itu, dan Allah akan menolong mereka dalam menyucikan diri melalui bimbingan para syaikh. Keenam, penyaksian hakikat Allah. Penyaksian hakikat Allah menurut Ibnu ‘Ajibah adalah pengalaman spiritual mendalam yang menghasilkan kesatuan batin, keyakinan, dan akhlak mulia. Para ‘arif mencapai kedekatan dengan Allah melalui tajalli dan pembersihan hati. Ketujuh, amal perbuatan. Menurut Ibnu ‘Ajibah, amal yang ikhlas dan sesuai sunnah adalah pondasi utama diterimanya amal di sisi Allah, membawa keberkahan dan manfaat abadi, sementara amal tanpa ikhlas hanya memberi manfaat sesaat dan tidak bernilai di akhirat.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Konsep Syifa’, Tafsir Al-Baḥr Al-Madīd, Ibnu ‘Ajibah, Tematik (Abdul Hayy al Farmawi) |
Subjects: | Islam > Interpretation and Criticism of Koran Islam > Sufi Orders Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Zaki Mumtaz |
Date Deposited: | 22 Sep 2025 08:06 |
Last Modified: | 24 Sep 2025 03:31 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/121532 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |