Penerapan asas mempersulit perceraian dalam SEMA nomor 3 tahun 2023 di Pengadilan Agama Garut

a Ismail, Fatwa Andika Zayyin Al Zulf (2025) Penerapan asas mempersulit perceraian dalam SEMA nomor 3 tahun 2023 di Pengadilan Agama Garut. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) cover.pdf Download (355kB) | Preview
Preview	Text abstrak.pdf Download (215kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) abstrak.pdf Download (215kB) | Preview
Preview	Text (KETERANGAN BEBAS PLAGIASM) Keterangan bebas plagiasm.pdf Download (465kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) daftar isi.pdf Download (220kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) bab I.pdf Download (715kB) | Preview
	Text (BAB II) bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (581kB)
	Text (BAB III) bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (507kB)
	Text (BAB IV) bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (221kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (439kB)
	Text (LAMPIRAN) lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (928kB)

Abstract

Asas mempersulit perceraian merupakan prinsip yang terkandung dalam Undang-Undang Perkawinan untuk menjaga keutuhan rumah tangga dan memastikan perceraian menjadi pilihan terakhir. Namun, faktanya menunjukan tingginya angka perceraian di Pengadilan Agama Garut khususnya dengan alasan perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas peraturan yang ada. Penelitian ini mengkaji penerapan asas mempersulit perceraian yang dikuatkan dalam SEMA Nomor 3 Tahun 2023 di Pengadilan Agama Garut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pemahaman hakim Pengadilan Agama Garut tentang asas mempersulit perceraian dalam SEMA No 3 Tahun 2023, bagaimana penerapan asas tersebut, serta apa aja kendala dan dampak dalam menerapkan asas mempersulit dalam SEMA Nomor 3 Tahun 2023 di Pengadilan Agama Garut. Penelitian ini menggunakan teori efektivitas hukum dari Soerjono Soekanto, yang menganalisis efektivitas suatu hukum berdasarkan lima faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor hukumnya sendiri, penegak hukum, masyarakat, sarana fasilitas, kebudayaan. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan yuridis empiris. Sumber data yang digunakan adalah data primer berupa hasil wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Garut dan data sekunder yang berasal dari buku, jurnal, peraturan perundang-undangan serta dokumen lain yang relevan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Hakim Pengadilan Agama Garut memahami SEMA No 3 Tahun 2023 bukan sebagai peraturan yang baru, melainkan penegasan untuk mengembalikan peran hakim sebagai pendamai dan menerapkan pembuktian yang lebih ketat, khususnya bagi alasan perselisihan dan pertengkaran terus menerus. (2) Penerapan asas ini diterapkan secara sistematis di setiap tahapan sidang, mulai dari upaya perdamaian yang proaktif, mediasi, hingga pemeriksaan alat bukti yang mendalam untuk menggali kebenaran materil. (3) Kendala dan dampak yang ditemukan dalam penerapan asas ini yaitu kendala prosedural, seperti ketidakhadiran para pihak yang memperpanjang durasi penyelesaian perkara, kendala SDM yaitu tingginya beban perkara yang menghambat alokasi waktu untuk upaya perdamaian, kendala budaya dimana masyarakat cenderung menganggap proses pengadilan sebagai formalitas untuk mengesahkan keputusan cerai yang sudah bulat. Dampak positifnya meliputi potensi penurunan tren angka perceraian, peningkatan kualitas putusan hakim yang lebih hati-hati, dan peningkatan kesadaran hukum masyarakat. Sementara itu, dampak negatifnya adalah perpanjangan waktu dan peningkatan biaya perkara yang berpotensi menimbulkan kritik terhadap efisiensi peradilan.

Actions (login required)

View Item