Dinanti, Novita Putri (2018) kebijakan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles di Bengkulu Tahun 1818-1824. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (11kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (163kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (165kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (532kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (745kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (687kB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (181kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (296kB) |
Abstract
Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles lahir di Jamaika pada tanggal 6 Juli 1781. Selama hidupnya ia berhasil mencapai karir yang gemilang dari yang awalnya berprofesi sebagai juru tulis darurat, menjadi gubernur Jawa termuda, hingga menjadi Gubernur Jenderal di Bengkulu. Di Bengkulu ia membuat kebijakan-kebijakan yang mencengangkan warga Inggris dan menggembirakan hati masyarakat Bengkulu. Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut: pertama, bagaimana kebijakan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles di Bengkulu tahun 1818-1824? Kedua, bagaimana respon masyarakat Bengkulu terhadap kebijakan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles di Bengkulu tahun 1818-1824?. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, yaitu model penelitian yang mempelajari peristiwa atau kejadian di masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan. Metode penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: Pertama, datangnya kolonial Inggris dan Belanda ke Bengkulu karena daerahnya yang cukup menarik dan strategis terlebih lagi hasil buminya yang laku di pasaran dunia terutama lada. Tidak heran selain menjadi incaran bangsa Eropa, Bengkulu juga menjadi incaran dari daerah-daerah lain di Nusantara seperti Jawa, Banten, Aceh, dan Minangkabau. Kedua, perkembangan Bengkulu pada saat pemerintahan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles dikatakan sangat pesat dalam bidang pertanian (1819-1820) ia menghimbau agar masyarakat tidak hanya menanam lada tetapi masyarakat bisa menanam tumbuhan lain seperti padi, kopi, pala, cengkeh, tanaman paku, bunga cengkeh, kasang kenari atau walnut dan tebu. Dalam bidang sosial ia menghapuskan perbudakan dan perjudian untuk menjaga ketertiban masyarakat (1818). Dalam bidang pendidikan, ia mendirikan sekolah (1819) bagi anak-anak pribumi agar mereka bisa bermanfaat bagi masyarakat kelak bahkan memberikan hadiah bagi mereka yang berhasil mendapatkan nilai tinggi di kelas dan Bengkulu berhasil memiliki percetakan koran pertama di seluruh Sumatra (1822). Respon masyarakat terhadap kebijakan Raffles terbilang datar dan menerima dengan lapang dada saja karena Raffles dalam menjalankan kebijakannya tidak dengan pemaksaan. Mungkin karena pertemuan awal yang baik dengan Raffles maka seterusnya akan baik, karena pada awal pemerintahannya Raffles langsung menghapuskan perbudakan di Bengkulu yang membuat masyarakat langsung jatuh cinta kepadanya. Hanya saja respon yang buruk malahan ditunjukkan oleh orang Inggris kepada Raffles. Respon baru bermunculan pada saat Inggris menyerahkan Bengkulu kepada Belanda. Kata Kunci: Kebijakan, Thomas Stamford Raffles, Bengkulu
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kebijakan; Thomas Stamford Raffles; Bengkulu |
Subjects: | Historical Geography > Historical Geography of Indonesia |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | novita putri dinanti |
Date Deposited: | 15 Oct 2018 04:17 |
Last Modified: | 15 Oct 2018 04:17 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/15636 |
Actions (login required)
View Item |