Hidayat, Deden (2014) Hubungan wasiat wajibah dengan formulasi ahli waris pengganti dalam KHI dan implikasinya terhadap penyelesaian waris di Kec. Cimanggu Kab. Pandeglang, Prov. Banten. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (187kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (170kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftar isi.pdf Download (122kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab 1.pdf Download (383kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (768kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (203kB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (594kB) |
||
Text (BAB V)
8_bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (233kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (253kB) |
Abstract
Secara garis besar antara waris pengganti (penggantian kedudukan) dalam pasal 185 KHI dengan wasiat wajibah (dikususkan wasiat wajibah di Mesir dalam UU No 71 tahun 1946) adalah sama yang berhak menerimanya adalah cucu yang terhalang mendapatkan harta peninggalan diakibatkan orang tuanya meninggal mendahului atau bersamaan dengan pewaris. Dalam masyarakat Kec. Cimanggu Kab. Pandeglang Prov. Banten masalah ahli waris pengganti atau penggantian ahli waris ini sering terjadi dan sudah menjadi tradisi atau urf yang berkembang, hal tersebut di pandang baik untuk menjaga tali silaturahmi diantara keluarga pewaris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi terjadinya hubungan wasiat wajibah dengan formulasi ahli waris penggati dan bagaimana hubungan wasiat wajibah tersebut dengan formulasi ahli waris pengganti dalam KHI, serta bagaimana Implikasi ahli waris pengganti dalam KHI dalam penyelesaian waris di Kec. Cimanggu Kab. Pandeglang Prov. Banten. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa sumber hukum Islam pada dasarnya terdiri atas dua macam yaitu Nash dan Ra’y, sumber hukum Nash adalah al-Qur’an dan al-Hadist, sedangkan hukum Islam yang tergolong dalam Ra’y adalah hasil Ijtihad dengan menggunakan pendekatan atau metode, seperti: qiyas, ijma, istihsan, istishlah, urf, dan sebagainya. Ditetapkannya peraturan-peraturan hukum tersebut, bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan masyarakat, menolak madharat dan kerusakan serta mewujudkan sebuah keadilan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak dengan menggunakan pola penafsiran konten analisis (analisis isi). Pengumpilan data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik studi kepustakaan dan wawancara. Ahli waris pengganti dalam KHI tidak mengikuti pendekatan berbelit melalui bentuk wasiat wajibah dalam UU No. 71 tahun 1946, pelembagaan ahli waris pengganti dalam KHI melalui pendekatan kompromistis anatara hukum Islam dengan hukum Adat atau nilai-nilai hukum Eropa. Hubungan wasiat wajibah dengan formulasi ahli waris pengganti dapat dilihat dari istinbat al-hukmi antara dua konsep ini urf, maslahah mursalah dan istihsan. Implikasi ahli waris pengganti dalam KHI terhadap penyelesaian waris di Kec. Cimanggu, Kab. Pandeglang, Prov. Banten sebagai pengukuh atau penguat adat yang berkembang di masyarakat.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wasiat Wajibah; Formulasi; Ahli Waris Pengganti |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Muamalat, Muamalah/Hukum Perdata Islam Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Ahli Waris |
Divisions: | Pascasarjana Program Magister > Program Studi Hukum Keluarga |
Depositing User: | Zulfa Sofyani Putri |
Date Deposited: | 04 Dec 2018 03:13 |
Last Modified: | 22 Jun 2022 04:36 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/17134 |
Actions (login required)
View Item |