Komarudin, Didin (2016) Pemikiran Murtadha Muthahhari tentang agama. Doktoral thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (268kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (452kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (218kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (736kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (948kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (537kB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (822kB) |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (229kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (322kB) |
Abstract
INDONESIA Penelitian ini dilatar belakangi bahwa formalisme beragama makin menjadi permasalahan yang mendasar. Hal ini ditandai dengan pola dan tingkah laku manusia yang mengaku beragama akan tetapi tidak ada implementasi kongkrit dalam kehidupan sehari-harinya, bagaimana misalnya dia berinteraksi, bagaimana dia bisa memelihara dan menjaga perasaan sesama, baik yang satu keyakinan atau yang berbeda. Hal ini pula yang menjadi pembahasan pemikir muslim Murtadha Muthahhari, karena itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep agama sebagai Fitrah bagi manusia serta bagaimana keyakinan keagamaan sampai bagaimana tingkat hubungan agama dengan ilmu pengetahuan menurut Murtadha Muthahhari. Metode yang digunakan adalah metode hermeneutik yaitu Interpretasi makna atas suatu teks dengan teknik penelitian analisis isi atau content analysis yaitu dengan pembahasan yang bersifat mendalam tentang suatu teks di sini karya-karya Murtadha Muthahhari dan sumber rujukan pendukung lainnya meliputi semua analisis suatu teks dengan ikut serta menggambarkan secara sistematis konsep yang dikemukakan oleh Murtadha Muthahhari khususnya konsep tentang agama dan manusia. Manusia menurut Murtadha Muthahhari bisa dianggap sempurna atau insan kamil ketika dia mampu menyeimbangkan dan menstabilkan serangkaian potensi insaninya termasuk hubungannya dengan pengetahuan kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani yang sudah tertanam dalam dirinya sejak ia dilahirkan bahkan ketika masih di rahim ibunya. Dengan demikian hubungan manusia dan ketuhanan yang dia yakini bisa menjadi penuntun hidupnya sehingga agama sebagai fitrah, kaitan antara agama dan ilmu pengetahuan, agama sebagai progresivitas, dinamisitas, dan kreativitas yang diyakininya akan tercermin dalam pola dan tingkah laku keberagamaannya dalam kehidupan sehari-hari. Agama bukan berarti tidak ada hambatan cara pandang yang ditawarkan sebelum memahami konsep yang ada pada diri manusia itu sendiri filsafat serta peran ideologis, tentang Tuhan, tentang manusia, keistimewaan manusia, manusia multi dimensi. Dari semuanya itu, maka bangsa Barat lebih menitik beratkan pada konsep moralitas Barat, konsep hak asasi manusia, konsep etika seksual Barat dan konsep manusia itu sendiri menurut Barat. Kesemua konsep atau aspek kehidupan pada perkembangan sains dan teknologi secara tidak langsung telah meniggalkan agama, dan kesemuanya ini menjadi bahan kritikan pemikiran Murtadha Mutahhari atas praktek keagamaan. Berdasarkan penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu: dalam pemikiran Murtadha Muthahhari, tidak bisa dipungkiri bahwa agama adalah merupakan fitrah bagi setiap manusia,tingkat keyakinan keagamaan, sampai manusia mengetahui akan Tuhan, kritik-kritik Murtadha muthahhari yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan tokoh di atas untuk mempraktekan nilai agama yang sesungguhnya. Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama adalah satu-satunya cara pemenuhan semua kebutuhan, sehingga agama tidak hanya menjadi label atau formalitas sosial saja tetapi mampu menjadi penuntun dalam hidup dan kehidupan. Semua agama itu mengajarkan kebaikan dan perdamaian, dan tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Tetapi terkadang terjadi kekerasan yang mengatasnamakan agama karena kurangnya pemahaman atau penyimpangan terhadap sejarah, al-Qur’an, Muhammad masa kini dalam penjelasan tersebut. Maka disitulah muncul permasalahan keagamaan yang muncul masa kini. Sehingga agama terkadang diperalat, dan seakan-akan agama dengan praktek keagamaan bertolak belakang. Maka yang di salahkan konsep agama itu sendiri sesungguhnya yang salah pelaku agama. ENGLISH This research is based on the fact that religious formalism is increasingly becoming a fundamental issue. It is characterized by the pattern and behavior of a human who professes religion but there is no concrete implementation in his daily life, for example he interacts, how he can nurture and maintain good neighborly feelings of one belief or different. This is also the discussion of the Muslim philosopher Murtadha Motahhari, because that's the research is done to know the concept of religion as Fitrah and how the relation of religious action of Man with faith according to Murtadha Motahhari. The method used is the method of hermeneutics Interpretation of the meaning of a text with content analysis research techniques or content analysis that is with an in-depth discussion of a text here works Murtadha Motahhari and other supporting sources of reference include all the analysis of a text by participating describe Systematically the concept proposed by Murtadha Motahhari especially the concept of human and fitrah. Man according to Murtadha Motahhari can be considered perfect (man kamil) when he is able to balance and stabilize a series of human potential including his relationship with knowledge of physical needs and spiritual needs that have been embedded in him since he was born even when still in his mother's womb. Thus the relationship of man and belief which he believed could be the guide of his life so that religion as fitrah, the link between science and faith, Islam as a universal and comprehensive ideology which is believed will be reflected in the pattern and behavior of religious in everyday life. Religion does not mean that there are no obstacles to the perspective offered by perennialism, the problem of crime, the plurality of religions and other streams related to the roots of doubt or the occurrence of doubt on religion. Of these, the West put more emphasis on the concept of Western morality, the concept of human rights, the concept of Western sexual ethics and the concept of man himself according to the West. All the concepts or aspects of life on the development of science and technology have indirectly left the religion, and all of this is a material criticism Murtadha Mutahhari thoughts on religious practice. Based on this research, there are some conclusions, namely: in Murtadha Mutahhari's thought, it is undeniable that religion is a fundamental need of every human, human and fitrah, human and faith, criticism of Murtadha Motahhari which is an integral part in the life of the figure above To practice the true value of religion. Religion as human nature gives birth to the belief that religion is the only means of fulfilling all needs, so that religion is not only a label or social formality but can be a guide in life and life. All religions teach goodness and peace, and no religion teaches violence. But sometimes there is violence in the name of religion because of lack of understanding of religion, and the wrong clerical and umaro explanations. Then there are the religious issues that arise today. So religion is sometimes used, and as if religion with the practice of violence is between there and none.
Item Type: | Thesis (Doktoral) |
---|---|
Subjects: | Aqaid (Aqidah, Akidah) dan Ilmu Kalam > Perbandingan Kepercayaan Aliran dan Sekte-sekte dalam Islam |
Divisions: | Pascasarjana Program Doktor > Program Studi, Studi Agama Agama |
Depositing User: | Users 11 not found. |
Date Deposited: | 20 Dec 2018 07:09 |
Last Modified: | 20 Dec 2018 07:12 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/17630 |
Actions (login required)
View Item |