Kartika, Intan (2018) Komunitas etnis Arab di Batavia pada abad ke-19. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (113kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (127kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (27kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (560kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (555kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (486kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (129kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (239kB) | Request a copy |
Abstract
Dari segi geografis, wilayah Asia Tenggara merupakan salah satu tempat yang strategis dalam bidang pelayaran dan perdagangan internasional. Letaknya yang strategis, karena berada di antara Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan menyebabkan wilayah Asia Tenggara sebagai tempat persilangan sistem lalu lintas laut yang menghubungkan antara benua Timur dan Barat dengan Selat Malaka sebagai jalur penghubung utama. Hubungan dagang pun terjadi antara para pedagang internasional, yang di antaranya berasal dari Eropa, Cina, dan Arab. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, Bagaimana keadaan Batavia pada Abad ke-19?. Kedua, Bagaimana keadaan komunitas etnis Arab di Batavia pada Abad ke-19?. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, yang terdiri dari heuristik (pengumpulan sumber), kritik (menganalisis sumber), interpretasi (penafsiran data) dan historiografi (penulisan sejarah). Dari hasil penelitian bisa diketahui: Pertama, Batavia merupakan sebuah kota yang berkembang dengan pesat sebagai kota dagang, oleh Jan Pieterszoon Coen yang diberi nama Batavia. Kota ini menghadap laut di satu sisi dan dibentengi oleh hutan-hutan dan gunung-gunung setingi langit di sisi lainnya. Sebuah sungai dengan mata air di gunung membelahnya menjadi dua. Di sekeliling kota dibangun dinding yang terbuat dari batu karang. Di dinding itu terdapat 22 titik pertahanan permanen, masing-masing titik pertahanan itu diberi nama sebuah kota atau provinsi di negeri Belanda Secara morfologis Batavia sudah melewati lima tahap, yaitu tahap pembangunan kota lama, perluasan pinggiran kota hingga Weltevreden, penyatuan Meester Cornelis, perluasan pinggiran kota ke Kebayoran dan tahap mutakhir pelebaran kawasan perkotaan. Kedua, Sejak tahun 1870, pelayaran dengan kapal uap antara Timur Jauh dan Arab mengalami perkembangan pesat sehingga perpindahan dari Hadramaut menjadi lebih mudah. Orang Arab mulai banyak menetap di Jawa setelah 1820 dan koloni-koloni yang lainnya baru tiba di bagian timur Nusantara pada 1870. Sejak tahun-tahun itulah awal dari masa yang sepenuhnya baru bagi komunitas etnis Arab di Nusantara. Dalam relasi perdagangan etnis Arab dengan etnis Eropa adalah dengan menjadikannya tempat membeli barang-barang untuk diperjual belikan kembali, lalu dengan etnis Cina adalah membentuk apa yang disebut dalam bahasa perdagangan “tangan kedua” dan dengan Pribumi adalah kebanyakan dari mereka dijadikan untuk membantu etnis Arab dalam berdagang walaupun jumlahnya yang tidak banyak dan sebagian dari mereka kebanyakan menjadi konsumen.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Etnis; Arab; Batavia; |
Subjects: | International Commerce, Foreign Trade > Trade Agreements in Indonesia |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | intan kartika |
Date Deposited: | 28 Dec 2018 07:08 |
Last Modified: | 28 Dec 2018 07:08 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/17713 |
Actions (login required)
View Item |