Injani, Muhammad Irpan (2018) Konsep Hidup dalam pandangan Nietzsche. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (197kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (100kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (122kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1)
4_bab1.pdf Download (290kB) | Preview |
|
Text (BAB 5)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (417kB) | Request a copy |
||
Text (BAB 3)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (205kB) | Request a copy |
||
|
Text (BAB 4)
7_bab4.pdf Download (474kB) | Preview |
|
Text (BAB 5)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (202kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (231kB) | Request a copy |
Abstract
Kehidupan manusia pada abad duapuluh satu ini membuat manusia menjadi manusia yang terlalu bergantung pada sesuatu diluar dirinya. Manusia menciptakan mesin-mesin yang mampu menunjang kehidupannya sehingga membuat mudah menjalani aktivitas sehari-harinya tanpa perlu usaha yang keras, seperti yang dilakukan nenek moyangnya dahulu. ketergantungan inilah yang membuat manusia tidak ingin lagi merasakan sakitnya hidup. padahal yang membuat manusia merasa hidup adalah sebuah tantangan, sesuatu yang harus dilampaui manusia. Manusia seperti itulah yang dianggap buruk bagi Nietzsche karena menurutnya manusia seperti itu adalah manusia yang membunuh realitas prular yang apa adanya ini dan memotong-motongnya sekehendaknya. Manusia yang takut akan realitas yang apa adanya ini disebut Nietzsche sebagai kaum budak, yaitu kaum yang hanya bisa melakukan sesuatu secara reaktif, yaitu melakukan sesuatu karena dorongan dari luar. Kaum budak akan melihat kehidupan yang chaos sebagai sesuatu yang mengerikan, mereka akan membuat sebuah ajaran-ajaran untuk bertahan dalam realitas ang chaos ini. Menurut Nietzsche manusia haruslah menerima realitas apa adanya dan dalam penerimaan ini mereka tidak patah semangat dalam menghadapi realitas. Manusia tersebut digabarkan oleh Nietzsche dalam ajarannnya mengenai Ubermensch, yaitu manusia masa depan yang akan bertahan dalam realitas yang chaos tanpa pengangan apapun. Dalam menghadapi realitas ini Ubermensch diperlihatkan oleh Nietzsche seperti seorang anak kecil. Ia akan melakukan sesuatu dengan dorongan dari dalam dirinya dan akan terus memiliki tujuan-tujuan baru agar tidak larut dari pesimisme yang di alami oleh kaum budak.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Nietzsche; Hidup |
Subjects: | Ethics, Moral Philosophy Ethics, Moral Philosophy > General Publications of Etics Philosopy and Theory |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Aqidah Filsafat |
Depositing User: | Irpan Injani |
Date Deposited: | 14 Mar 2019 05:03 |
Last Modified: | 14 Mar 2019 05:03 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/19350 |
Actions (login required)
View Item |