Djufri, Murniyati (2019) Kesadaran diri perspektif Jalaluddin Rumi. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (227kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (281kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (319kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (565kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (898kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (724kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (291kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (437kB) | Request a copy |
Abstract
Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa Rabbahu, perkataan seorang alim ulama tersebut sudah tidak asing lagi. Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya. Namun apakah manusia mampu mengenal dirinya apalagi di zaman modern seperti saat ini yang diiringi dengan perkembangan teknologi yang luar biasa dan kemudian mau tidak mau juga mempengaruhi perilaku manusia. Seperti perkataan seorang budayawan Emha Ainun Nadjib bahwa teknologi, budaya dan kemajuan industri lainnya telah mencoba mendikte manusia sehingga perlahan-lahan manusia mulai terlepas dari identitas dirinya sendiri. Seorang tokoh filsafat Paulo Freire juga mengatakan bahwa tidak sepantasnya manusia menyalahkan zaman karena hakikatnya manusialah yang menjadi sentral yang semestinya mampu mengendalikan diri sendiri, bagaimana kesadaran manusia itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini mengkaji terkait kesadaran diri manusia dalam pandangan seorang tokoh sufi fenomenal, Jalaluddin Rumi. Dari latar belakang tersebut ada beberapa rumusan masalah yaitu; 1. Bagaimana konsep kesadaran diri perspektif Jalaluddin Rumi? 2. Bagaimana proses kesadaran diri Jalaluddin Rumi? 3. Bagaimana menumbuhkan kesadaran diri dizaman modern saat ini? adapun dalam penelitian skripsi ini menggunakan metode kualitatif berupa content analysis dan pendekatan fenomenologis yang sumber primernya dari karya-karya Jalaluddin Rumi. Konsep kesadaran diri menurut Jalaluddin Rumi adalah bagaimana seseorang mampu memahami potensi dan fitrahnya sebagai seorang manusia untuk mengabdi pada Allah Swt. Yaitu dengan memperbaiki hati (islah al-qulub) yang penuh dengan ego dan nafsu serta terus berusaha menanamkan pikiran dan perasaan yang positif melalui jalan cinta dan muhasabah. Sebab itu semua akan menjadikan manusia bisa senantiasa terhubung dengan Tuhan dan kesadaran diri pun senantiasa mengiringi manusia dalam melakukan setiap perbuatan. Adapun proses kesadaran diri Jalaluddin Rumi yaitu melalui tiga tahapan; aku mentah, aku ditempa, dan aku lebur terbakar. Aku mentah maksudnya yaitu masa-masa dimana Rumi pada saat itu belum terlalu menyukai dan mendalami ilmu esoteris, yang dikuasainya baru keilmuan-keilmuan terkait aspek eksoteris. Kemudian pada tahapan aku ditempa, Rumi diuji dengan kecintaan dan kerinduan yang luar biasa kepada gurunya Syams Tabriz yang menghilang tanpa kabar dan kemudian dikatakan telah meninggal dunia. Pada mulanya Rumi terus mencoba mencari hingga pada akhirnya ia tersadarkan dan menyadari bahwa sudah sepatutnya ia kembali pada dirinya sendiri, mencari dirinya. Maksudnya adalah muhasabah atau introspeksi bahwa bagaimanapun cinta kita kepada manusia apalagi sampai berakhir kemalangan itu akan berujung pada kecintaan terhadap Ilahi. Dan pada tahapan yang terakhir yaitu aku lebur terbakar, pada tahapan inilah Rumi merasakan ma’rifatullah, puncak dari kesadaran seorang manusia yang memahami dirinya hingga ia mampu mengenal Tuhannya. Bahkan lebih dari itu. Ada tujuh pesan Jalaluddin Rumi yang bisa diterapkan untuk menumbuhkan kesadaran diri di zaman modern seperti saat ini yaitu; dalam hal kedermawanan dan menolong orang lain, jadilah seperti sungai. Dalam hal kasih sayang dan berkah, jadilah seperti matahari. Dalam hal menutupi aib orang, jadilah seperti malam. Dalam keadaan marah dan murka, jadilah seperti orang mati. Dalam hal kesederhanaan dan kerendahhatian, jadilah seperti bumi. Dalam hal toleransi, jadilah seperti laut. Tampillah seperti diri sejatimu atau jadilah seperti tampilanmu.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kesadaran Diri; Jalaluddin Rumi; |
Subjects: | Conscious Mental Process and Intelligence Subconscious and Altered States and Process > The Subconscious Islam > Sufism Islam > Sufi Theology Islam > Sufi Orders |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi |
Depositing User: | Murniyati Djufri Djaid |
Date Deposited: | 15 Jul 2019 02:52 |
Last Modified: | 15 Jul 2019 02:52 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/21759 |
Actions (login required)
View Item |