Massuroh, Imas (2017) Sanksi bagi pelaku menghirup Zat Inhalan Perspektif Hukum Pidana Islam. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_COVER.pdf Download (299kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_ABSTRAK.pdf Download (383kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_DAFTAR ISI.pdf Download (216kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_BAB I.pdf Download (599kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (835kB) |
||
Text (BAB III)
6_'BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (635kB) |
||
Text (BAB IV)
7_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (344kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (415kB) |
Abstract
Narkoba merupakan singkatan dari narkotik dan obat-obatan berbahaya yang sering diartikan NAPZA (Narkotik, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya). Inhalan adalah senyawa organik berupa gas pelarut yang mudah menguap. Perilaku menghirup zat inhalan adalah perilaku dimana seseorang menghirup uap dari zat pelarut, seperti menghirup uap lem. Lem termasuk ke dalam jenis zat adiktif yang di dalamnya terkandung beberapa senyawa yang masuk ke dalam jenis narkotika yakni, Lysergic Acid Diethyilamide (LSD) dan toluene. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui sanksi menghirup zat inhalan dalam hukum pidana Islam. 2) Untuk mengetahui sanksi menghirup zat inhalan dalam hukum pidana nasional. 3) Untuk mengetahui relevansi sanksi menghirup zat inhalan menurut hukum pidana Islam dengan hukum pidana nasional. Penelitian ini bertolak pada bagaimana pandangan hukum pidana Islam mengenai sanksi bagi pelaku menghirup zat inhalan yang bisa di-qiyas-kan ke dalam jarimah syurbul khamr, karena menghirup zat inhalan contohnya menghirup uap lem bisa mengakibatkan seseorang mabuk, sama halnya dengan khamr yang bisa mengakibatkan mabuk. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif. Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri atas data primer, dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, 1) Sanksi bagi pelaku menghirup zat inhalan menurut hukum pidana Islam tidak diatur secara eksplisit di dalam Al-Qur’an maupun sunnah. Dalam Al-Qu’an hanya menyebutkan mengenai khamr. Bagi pelaku menghirup zat inhalan tidak bisa dijatuhi hukuman hudud karena unsur-unsur jarimah syurbul khamr tidak terpenuhi, maka sanksi yang dijatuhkan kepada pelaku adalah hukuman ta’zir. 2) Menurut hukum pidana nasional, sanksi bagi pelaku menghirup zat inhalan tidak diatur secara khusus dalam undang-undang narkotika maupun psikotropika. Tetapi setiap pecandu narkotika dan korban penyalahguna narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial sesuai dengan Pasal 54. 3) Relevansi sanksi, tidak ada relevansi sanksi bagi pelaku menghirup zat inhalan menurut hukum pidana Islam dengan hukum pidana nasional. Keduanya sama-sama tidak memiliki sanksi khusus atas perbuatan tersebut.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | NAPZA; Hukum Pidana Islam; Sanksi; |
Subjects: | Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Hukum Pidana Islam, Jinayat |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Program Studi Hukum Pidana Islam |
Depositing User: | rofita fita robi'in |
Date Deposited: | 19 Jul 2019 07:48 |
Last Modified: | 19 Jul 2019 07:48 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/21961 |
Actions (login required)
View Item |