Annisa, Rizqi Maulvi Nur (2017) Fenomena dakwah pada upacara adat nyangku : studi fenomenologi tentang makna dakwah pada upacara adat nyangku di Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (136kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (147kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (163kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (297kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (334kB) |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (441kB) |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (166kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (188kB) |
Abstract
Dakwah menjadi kewajiban bagi setiap muslim di Dunia. Kewajiban ini erat kaitannya dalam upaya penyadaran dan pembinaan pemahaman, keyakinan dan pengalaman ajaran Islam. Sehingga bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan berdampak positif bagi kehidupan manusia yang sebelumnya mempunyai sifat negatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses upacara adat nyangku, mengetahui masyarakat panjalu dalam memaknai upacara adat nyangku, dan makna dakwah pada upacara adat nyangku. Untuk mengupas penelitian ini, peneliti juga menggunakan teori fenomenologi yang fungsinya memaparkan apa yang nampak dan diamati oleh pancaindra tanpa memberikan hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang memandu peneliti untuk mengkesplorasi atau memotret situasi sosial yang diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah: menentukan lokasi penelitian, menentukan metode penelitian, menentukan jenis dan sumber penelitian, menentukan teknik pengumpulan data, dan akhirnya menganalisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa makna dakwah pada Upacara Adat Nyangku ini sesungguhnya tidak banyak bertentangan dengan syariat Islam. Nyangku bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW., adapun ritual pembersihan benda-benda pusaka tersebut hanyalah sebagai bentuk penghormatan masyarakat kepada Prabu Sanghyang Borosngora sebagai penyebar agama Islam di tatar Panjalu, selain itu pembersihan benda pusaka tersebut bertujuan untuk merawat penginggalan sejarah agar tidak hilang atau bahkan terlupakan dimakan zaman. Berbiacara mengenai kemusyrikan, hal tersebut bukan terletak pada pelaksanaan upacaranya, melainkan pada penafsiran individu. Alasan yang pertama didasarkan pada informasi bahwa Upacara Adat Nyangku telah ada sejak masa pemerintahan Prabu Sanghyang Borosngora yang telah memahami agama Islam. Sehingga tentu tidak ada maksud dari Sanghyang Borosngora untuk menyisipkan kemusyrikan ke dalam Upacara tersebut. Menurut Awuh Gusnawan yang masih keturunan Prabu Sanghyang Borosngora, tujuan dari kegiatan Upacara Adat Nyangku pada zaman dahulu adalah untuk membersihkan benda pusaka kerajaan Panjalu sebagi salah satu visi penyebaran agama Islam. Sama halnya dengan apa yang dilakukan oleh Walisongo. Makna dakwah yang terdapat pada Upacara Adat Nyangku adalah sebagai pembersihan diri dari segala sesuatu yang dilarang oleh agama Islam. Pedang dan pusaka lainnya adalah simbol yang menggambarkan iman, hati, pikiran dan tindakan kita yang senantiasa harus selalu dirawat, dibersihkan, diperluas juga dipertajam sehingga Nyangku dianggap sebagai genderang perang melawan diri sendiri.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | upacara adat; tradisi; fenomenologi |
Subjects: | Islam > Da'wah Customs of Life Cycle and Domestic Life |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | Ilham Nurfauzi |
Date Deposited: | 05 Sep 2019 03:41 |
Last Modified: | 05 Sep 2019 03:41 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/23397 |
Actions (login required)
View Item |