Maulana, Muhamad Erpian (2019) Dakhil al-naqli fi tafsir al-qur'an al-'azim dalam kisah nabi ayyub as: Studi Penafsiran QS. Al-Anbiya : 83-84 dan QS. Sad : 41-44. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_COVER.pdf Download (215kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_ABSTRAK.pdf Download (208kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_DAFTAR ISI.pdf Download (219kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_BAB I.pdf Download (303kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (853kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (882kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (218kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (333kB) | Request a copy |
Abstract
Tafsir sebagai produk olah fikir manusia (dalam hal ini seorang mufassir), tentu tak jarang ditemukan perbedaan pendapat. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang, corak keilmuan serta kondisi waktu dan tempat serta kondisi sosio-politik gagasan dilahirkan. Bahkan tak jarang produk gagasan dan pemikiran tersebut mengandung kecacatan, yang kemudian dikenal dengan istilah dakhi>l. Bentuk kecacatan dalam penafsiran sering terjadi dalam penafsiran mengenai kisah-kisah yang termuat dalam Alquran. Hal ini disebabkan terkadang terjadi distorsi makna antara teks dan konteks. Dalam kisah Nabi Ayyub, teks Alquran tidak menafikan bahwa Nabi Ayyub diberikan cobaan atas kehilangan harta dan keluarganya. Namun tidak sedikit para mufassir memberikan atau mengutip konteks yang berlebihan terkait teks musibah kisah Nabi Ayyub, salah satunya Ibn Kathi<r yang sejatinya memiliki corak penafsiran al-naqd atau kritik. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis-konten dan teori dakhil al-naqli sebagai pisau bedah dalam mengupas ketimpangan penafsiran kisah Nabi Ayyub. Dalam penelitian penulis terhadap penafsiran Ibn Kathi<r mengenai kisah Nabi Ayyub, penulis menemukan empat bentuk dakhil al-naqli, yakni sebagai berikut : bentuk dakhil al-naqli pertama (Menafsirkan Alquran dengan hadis yang tidak layak dijadikan hujjah, seperti hadis palsu dan d}a>‘i<f), bentuk dakhil al-naqli kedua (Menafsirkan Alquran dengan pendapat sahabat yang tidak valid), bentuk dakhil al-naqli ketiga (Menafsirkan Alquran dengan pendapat sahabat tentang masalah-masalah yang berada di luar ruang lingkup nalar, sedang sahabat yang mengutarakannya dikenal sebagai sahabat yang menjadikan Bani Isra’il sebagai sumber informasi dan informasinya itu berkaitan dengan yang dimiliki Bani Isra’il), bentuk dakhil al-naqli kelima (Menafsirkan Alquran dengan pendapat tabiin yang tidak valid). Empat bentuk dakhil al-naqli tersebut berisikan riwayat tentang sakit dan diasingkannya Nabi Ayyub, perbedaan rentan waktu Nabi Ayyub mengalami musibah, Nabi Ayyub memakai pakaian surga, do’a Nabi Ayyub dan kembalinya kekayaan Nabi Ayyub. As{i<l al-naqli dalam kisah Nabi Ayyub adalah bahwa Nabi Ayyub tidak mengalami musibah penyakit jasad sejenis kusta, tetapi Nabi Ayyub mengalami sakit diantara kulit dan tulang kaki, seperti penyakit rematik atau sejenisnya. Terlepas dari data kecacatan penafsiran, implementasi dari kisah Nabi Ayyub adalah kesabaran merupakan salah satu kunci bahagia dalam menjalani kehidupan
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tafsir; Dakhil al-naqli; Asil al-naqli; Nabi Ayyub; Kusta; |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Cerita dan Kisah dari Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Muhamad Erpian Maulana |
Date Deposited: | 05 Nov 2019 06:27 |
Last Modified: | 05 Nov 2019 06:27 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/26716 |
Actions (login required)
View Item |