Penafsiran ayat-ayat mutasyâbihât dalam Al-Qur’an: Telaah komparatif antara tafsir Al-Thabari dan tafsir Anwar Al-Tanzil

Ahadah, Anindita (2019) Penafsiran ayat-ayat mutasyâbihât dalam Al-Qur’an: Telaah komparatif antara tafsir Al-Thabari dan tafsir Anwar Al-Tanzil. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (109kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (288kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (476kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (618kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (585kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (477kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (806kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (376kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (323kB) | Request a copy

Abstract

Al-Qur’an merupakan sebuah petunjuk bagi umat manusia yang meletakkan dasar-dasar prinsipil dalam segala persoalan kehidupan dan merupakan kitab universal. Sejak kelahirannya 15 abad yang lalu hingga sekarang, ummat Islam selalu menghadapi persoalan kemanusiaan yang kompleks dan semakin berkembang. Karena kebutuhan itu, akhirnya para ulama’ mengkaji makna-makna dalam Al-Qur’an. Al-Thabari dan Al-Baidawi merupakan mufassir yang alim dalam berbagai ilmu, karya tafsirnya telah banyak diakui oleh banyak ulama’ dan menjadi rujukan bagi mufassir lain dalam menafsirkan Al-Qur’an, bahkan karya tafsir Al-Baidhawi menjadi literatur wajib bagi mahasiswa Al-Azhar. Oleh karena itu penulis bermaksud meneliti ayat-ayat mutasyabihat dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan fisik Tuhan (ayat tajsim) yang terdiri dari tiga kata yaitu wajh (wajah), yad (tangan), dan ain’ (mata) karena penulis rasa tema ini akan sangat menarik dan penting jika dibahas secara mendalam, karena tema ini berhubungan kepada akidah dan kepercayaan manusia kepada Allah SWT. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap dan mengkaji lebih dalam tentang; 1). Deskripsi mutasyabihat menurut Al-Thabari dan Al-Baidhawi. 2). Bagaimana Al-Thabari dan Al-Baidhawi menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat. 3). Bagaimana persamaan dan perbedaan kedua mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat dalam Al-Qur’an. Dalam persoalan mutasyabihat terdapat perbedaan dikalangan para mufassir dalam menyikapinya, ada yang beranggapan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui makna ayat-ayat mutasyabihat dan orang yang mendalam ilmunya mengimani hal tersebut, pendapat yang lain adalah orang yang mendalam ilmunya juga mengetahui makna ayat-ayat mutasyabihat dengan mentakwilnya. Takwil adalah suatu usaha untuk memahami lafadz-lafadz Al-Qur’an melalui pendekatan memahami arti atau maksud sebagai kandungan dari suatu lafadz dalam Al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content-analysis, yaitu menganalisis deskripsi dari kedua mufassir mengenai mutasyabihat, selanjutnya penulis memaparkan penafsiran kedua mufassir mengenai ayat-ayat mutasyabihat. Setelah menganalisa pandagan dari kedua mufassir, penulis juga menggunakan metode riset komparatif, untuk mencari persamaan dan perbedaan yang akan menghasilkan pengetahuan baru yaitu kekurangan dan kelebihan kedua mufassir tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah, Al-Thabari dan Al-Baidhawi tidak mentakwilkan lafadz-lafadz mutasyabihat tersebut melainkan hanya menafsirkan penggalan ayatnya saja. Dalam menafsirkan Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 115, Ar-Rahman ayat 27, Al-Fath ayat 10, Al-Mulk ayat 1, dan At-Thur ayat 48, Al-Thabari dan Al-Baidhawi sama-sama tidak menafsirkan ayat-ayat yang terdapat lafadz wajah, tangan, dan mata seperti indera yang dimiliki oleh makhluk, melainkan menasirkannya dengan sifat-sifat yang dimiliki Allah.

Actions (login required)

View Item