Konstruksi identitas Muslim Tionghoa: Studi tentang etnik Muslim Tionghoa pada masa pasca reformasi di Kota Bandung

Wahyudin, Fery (2019) Konstruksi identitas Muslim Tionghoa: Studi tentang etnik Muslim Tionghoa pada masa pasca reformasi di Kota Bandung. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_coper.pdf Download (413kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (456kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (305kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (515kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (542kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (321kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (932kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (334kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (424kB) | Request a copy

Abstract

Peneltian ini ingin mencoba menggambarkan bagaimana komunitas Muslim Tionghoa di Kota Bandung, telah melakukan konstruksi identitas terbaru. Sejak jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, komunitas Muslim Tionghoa kini telah mendapatkan angin segar. Memasuki masa pascareformasi Muslim Tionghoa nampak begitu banyak menikmati sejumlah kebebasan kebudayaan, agama dan identitas. Meski demikian, asumsi dan anggapan negatif terhadap keberadaan minoritas Muslim Tionghoa hingga sekarang masih kuat dan kental. Oleh sebab itu upaya melakukan tafsir atau pemahaman terbaru terkait keberadaan dan identitas Muslim Tionghoa sangat diperlukan. Muslim Tionghoa di Kota Bandung bisa disebut sebagai komunitas minoritas. Mereka menjadi minoritas Muslim dari masyarakat Indonesia sekaligus menjadi minoritas Muslim Tionghoa di masyarakat Tionghoa pada umumnya. Jadilah mereka minoritas dari minoritas. Pada abad kotemporer sekarang di Indonesia penelitian terkait minoritas Muslim telah menjadi magnet dan studi penting sejak memasuki pascareformasi terutama terkait dengan identitas minoritas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif dengan pendekatan teori identitas Hibriditas yang digagas Homy Bhabha. Untuk menemukan data yang akurat penulis menggunkan metodologi Studi Kasus (Casus Study). Dengan teknik pengumpulan data melalui metode wawancara, observasi, diskusi kelompok dan study kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Identitas Muslim Tionghoa pada masa pasca reformasi khususnya di Masjid Lautzche Kota Bandung telah melakukan penolakan yang selama ini dikontruksi dalam logika oposisi biner. Logika biner telah memberikan ruang kaku kepada mereka, “yang benar ini bukan itu, yang baik ini bukan itu”. dianggap sebagai sebuah kontruksi identitas yang kabur, kaku dan dianggap tidak jelas. Sebagai langkah terbaru dalam menemukan identitas terbarunya itulah kemudian mereka mengembangkan apa yang disebut dalam postkolonial sebagai identitas hibriditas. Hal tersebut terlihat dalam bentuk negosiasi identitasnya sebagai Muslim, Tionghoa dan Indonesia. bahkan identitas hibriditas itu juga bisa terlihat dalam arsitektur masjid Lautzche selain memiliki penampilan khas Tionghoa juga sebagai simbol keterbukaan dan Multikultarisme. Dalam pengembangannya etnik muslim Tionghoa di kota bandung, kini telah melibatkan banyak pemuda dalam sejumlah program sosial. diantaranya program kontes busana Muslim, kerja sama Internasional antara Ulama dan Muslim dengan Cina. Bahkan menyusun pembuatan pendidikan Islam berbasis Tionghoa, baik kurikulum sekolah atau Pesantren.

Actions (login required)

View Item