Qodim, Husnul (2015) Strategi bertahan komunitas agama lokal Cigugur: : Penelitian terhadap komunitas para Penghayat Madraisme di Kecamatan Cigugur Kuningan Jawa Barat. [Experiment] (Unpublished)
|
Text (Fulltext)
Laporan Akhir.pdf Download (803kB) | Preview |
Abstract
Agama lokal merupakan salah satu tema yang sampai saat ini masih penting untuk di kaji. Diantara agama-agama lokal yang berkembang di Jawa Barat adalah Agama Djawa Sunda (ADS) atau biasanya yang sering disebut ‘Madraisme’. Pada mulanya bernamaAgama Djawa Sunda (ADS), kemudian berubah menjadi organisasi Paguyuban Adat Cara Karuhun Urang (PACKU). Pada masa sekarang, masyarakat adat Cigugur secara resmi menyebut ajarannya dengan sebutan Adat Karuhun Urang (adat nenek moyang kita), disingkat AKUR. Sebagai komunitas beragama di Indonesia, para penganut ajaran Madrais ini termasuk kelompok minoritas, baik secara statistik - dibanding agama-agama resmi - maupun secara politik tidak mendapatkan pengakuan resmi. Komunitas Madraisme ini banyak mengalami hambatan dan ancaman dari kelompok mayoritas (dominan) yang membuat komunitas ini semakin terpinggirkan dan terdesak baik secara politik maupun kultural. Pertanyaannya adalah bagaimana strategi komunitas penghayat Madraisme yang pernah mengalami pelarangan dari pemerintah ini dapat mempertahankan eksistensinya sehingga komunitas ini masih bisa bertahan sampai saat ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), bersifat analitis, dengan menggunakan teknik penelitian observasi, wawancara, participant observation atau penelitian terlibat dan lain-lainnya yang memungkinkan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Komunitas Madraisme merupakan sebuah perkumpulan masyarakat Sunda yang masih mengukuhi, mempercayai dan mengamalkan keyakinan ajaran spritual kesundaan. Dalam perkembangannya Komunitas Madraisme mengalami “ancaman” dan tantangan. Ancaman dan tantangan tersebut berasal dari berbagai pihak mulai dari Negara, agama resmi, dan dalam lingkungan pendidikan. Berbagai ancaman dan tantangan tersebut telah berhasil dilalui oleh komunitas Madraisme di Cigugur Kuningan terbukti sampai masa sekarang komunitas ini masih kokoh eksistensinya dalam masyarakat. Komunitas ini telah berjalan sejauh 3 generasi dengan berbagai strategi. Bentuk strategi komunitas ini dalam mempertahankan eksistensinya ditunjukan dengan cara reorganisasi secara terus menerus disesuaikan dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi. Secara mencolok eksistensi Komunitas Madraisme di Cigugur Kuningan ditunjukan dengan Upacara Seren Taun yang rutin diselenggarakan setiap tahun dan dihadiri oleh beberapa pihak. Upacara ini sempat dilarang karena dianggap sebagai ritual aliran sesat Madraisme, namun di masa sekarang Seren Taun dilaksanakan sebagai agenda pariwisata adat. Komunitas Madraisme berhasil merubah seren taun menjadi upacara adat yang tidak ada kaitannya dengan aliran sesat yang dituduhkan terhadap komunitas ini di jaman-jaman sbelumnya. Atau secara khusus bisa dikatakan komunitas ini berhasil membangun identitas baru. Identitas lama yang negatif sebagai aliran sesat telah berubah menjadi komunitas adat yang mempertahankan budaya leluhur masyarakat Sunda.
Item Type: | Experiment |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Madraisme; Agama Lokal; Agama Djawa Sunda; Adat |
Subjects: | Religious Ethics Social Groups Social Groups > Religious Groups Culture and Institutions > Religious Institution |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Fakultas Ushuluddin > Program Studi, Studi Agama Agama Pascasarjana Program Doktor > Program Studi, Studi Agama Agama |
Depositing User: | Fakultas Ushuluddin |
Date Deposited: | 19 Feb 2020 04:18 |
Last Modified: | 19 Feb 2020 04:18 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/29557 |
Actions (login required)
View Item |