Nurhikmi, Devi (2020) Peran Abdul Haris Nasution dalam pembebasan Irian Barat (1957-1962). Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (205kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (509kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (605kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (499kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (561kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (600kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (321kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (325kB) | Request a copy |
Abstract
Konferensi Meja Bundar (KMB) sebagai platfrom Indonesia menuntut janji Belanda menyerahkan kedaulatan tidak berhasil menyelesaikan satu masalah yaitu Irian Barat. Setelah setahun, Irian Barat tetap dikuasai oleh Belanda. Perundingan Bilateral memang dilakukan tetapi tidak ada hasilnya karena Belanda selalu mempersulit. Untuk menyelesaikan masalah ini, Indonesia melakukan dua hal yaitu bidang diplomasi dan militer. Salah satu tokoh yang ikut berjasa terhadap upaya Pembebasan Irian Barat ini adalah Abdul Haris Nasution. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Pertama, latar belakang kehidupan dan karier militer. Kedua, posisi Abdul Haris Nasution dalam politik pada Kabinet “Karya” Djuanda, Kabinet Kerja I, II, dan III. Ketiga, peran Abdul Haris Nasution dalam pembebasan Irian Barat (1957-1962). Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang kehidupan, karier militer, beserta posisi Abdul Haris Nasution dalam Kabinet dalam upaya pembebasan Irian Barat, serta peranannya (1957-1962). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat tahapan metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Abdul Haris Nasution berasal dari Sumatera Utara dari keluarga pedagang. Memasuki usia sekolah, dia banyak membaca buku yang membuatnya tertarik pada politik dan militer. Dia bergabung dengan korps perwira cadangan Belanda dan memperoleh kepangkatan militer. Dia pun banyak mendapatkan penghargaan dari dalam maupun luar negeri. Posisinya dalam kabinet terkait Pembebasan Irian Barat, dalam Kabinet “Karya” Djuanda (1957-1959) sebagai KSAD, Kabinet Kerja I (1959-1960) dalam Menteri Kabinet Inti menjadi Menteri Keamanan Pertahanan. Selain itu, merangkap menjadi Menteri Negara Ex-officio sebagai Menteri atau KSAD, Kabinet Kerja II (1960-1962) terdaftar sebagai Menteri Anggota Kabinet Inti sebagai Menteri Keamanan Nasional juga masuk dalam Menteri Bukan Anggota Kabinet Inti sebagai Menteri atau KSAD, dan Kabinet Kerja III (1962-1963) menduduki Wakil Menteri Pertama dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan sebagai Wakil Menteri Pertama Koordinator dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan. Kemudian menjadi Menteri atau KSAD dalam bidang Keamanan dan Pertahanan. Adapun peranannya dalam Pembebasan Irian Barat yaitu pengambilalihan perusahaan-perusahaan Belanda, mendirikan Front Nasional Pembebasan Irian Barat dan menjadi ketuanya, serta diplomasi TNI dalam pembelian senjata dan misi ke luar negeri untuk mendengar respon negara-negara lain mengenai Irian Barat.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Peran; Abdul Haris Nasution; Pembebasan Irian Barat |
Subjects: | Islam > Historical, Geographic of Islam History of Southeast Asia > Period of Republic History of Southeast Asia > Period 1960 -1969 |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Devi Nurhimi |
Date Deposited: | 13 Jul 2020 04:10 |
Last Modified: | 13 Jul 2020 04:10 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/31827 |
Actions (login required)
View Item |