Handayani, Putri Dwi (2020) Tradisi Babaritan di kampung Kranggan kec. Jatisampurna kota Bekasi tahun 1998-2019. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (63kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (95kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf Download (200kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1)
4_bab1.pdf Download (377kB) | Preview |
|
Text (BAB 2)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (431kB) | Request a copy |
||
Text (BAB 3)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (526kB) | Request a copy |
||
Text (BAB 4)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (51kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (84kB) | Request a copy |
Abstract
Di kota Bekasi terdapat sebuah tradisi yang bernama “Babaritan” yang terletak di kampung Kranggan. Kampung Kranggan terletak di wilayah Kota Bekasi, Kecamatan Jatisampurna, merupakan sebuah perkampungan yang berada di perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor. Dibatasi oleh sungai cikeas dan sebelah baratnya dibatasi oleh Kecamatan Pondok Rangon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur dan Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Depok. Meskipun masyarakat kampung Kranggan berada di pusat kota yang sudah modern dan peradabannya maju sekali, namun masyarakat kampung Kranggan tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan dan kepercayaan para leluhur mereka. Tradisi Baritan merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dipelihara. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana perkembangan tradisi Babaritan di kampung Kranggan dari tahun 1998-2019? Kedua, bagaimana strukturitus tradisi Babaritan di kampung Kranggan? Ketiga, faktor apa saja yang membuat tradisi babaritan di kampung Kranggan masih bertahan dari tahun 1998-2019 di tengah-tengah kota Bekasi? Adapun metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap, terdiri dari: Heuristik (pengumpulan sumber), kritik (menganalisis keaslian sumber), interpretasi (penafsiran data), dan historiografi (penulisan sejarah). Dari hasil penelitian dapat diketahui: Pertama, Tradisi Baritan masih dilaksanakan oleh masyarakat kampung Kranggan sampai saat ini, dilaksanakan setiap setahun sekali pada bulan Apit. Kemudian saat tradisi Baritan akan dimulai, diadakan persiapan terlebih dahulu, seperti mempersiapkan waktu dan tempat, peralatan dan makanan, juga peserta upacara tradisi Baritan. Kemudia setelah selesai mempersiapkan semuanya, tradisi Baritan dilaksanakan setelah Dzuhur, dilaksanakan di depan halaman makam Mbah Uyut Kranggan. Bertahannya tradisi Baritan dikarenakan masyarakatnya yang masih memegang kepercayaan nenek moyang, saling menghargai antar suku, dan juga mengandung nilai sosial yang sangat tinggi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | tradisi; baritan; bekasi; |
Subjects: | Ethics, Moral Philosophy > Normative Ethics History of Southeast Asia > Period 1970 -1999 History of Southeast Asia > Period 2000 - Now |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam |
Depositing User: | Putri Dwi Handayani |
Date Deposited: | 24 Sep 2020 02:30 |
Last Modified: | 24 Sep 2020 02:30 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/33754 |
Actions (login required)
View Item |