Karima, Regita Cahya (2020) Dakwah Niqab squad dalam pembentukan realitas sosial : Studi deskriptif mengenai pembentukan realitas sosial keagamaan melalui dakwah pada komunitas Niqab squad di Kota Bandung. Masters thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
|
Text (COVER)
1_cover.pdf Download (58kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf Download (227kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
3_daftar isi.pdf Download (383kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
4_bab1.pdf Download (632kB) | Preview |
|
Text (BAB II)
5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (722kB) | Request a copy |
||
Text (BAB III)
6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (294kB) | Request a copy |
||
Text (BAB IV)
7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text (BAB V)
8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (813kB) | Request a copy |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (254kB) | Request a copy |
Abstract
INDONESIA : Keberadaan wanita bercadar dalam kehidupan sosial hingga kini masih dipandang sebagai sebuah fenomena menarik. Wanita bercadar digolongkan sebagai wanita radikal dan intoleran sehingga wanita bercadar selalu dianalogikan dengan isteri-isteri para pelaku teror atau penyebar terorisme di Indonesia. Tudingan tajam sebagai wanita radikal kepada komunitas bercadar nampaknya tidak dipandang sebagai persoalan serius. Komunitas ini beranggapan, tudingan itu hanyalah sebatas cobaan dan tantangan untuk terus berdakwah dalam kerangka mengomunikasikan perihal kebaikan, kebenaran dan keadilan sehingga pembentukan realitas sosial para anggota komunitas tetap terpelihara. Dengan demikian, tudingan negatif kepada komunitas tidak akan mengganggu keyakinan anggota komunitas sebab tudingan senantiasa dijadikan modal untuk terus berdakwah dengan harapan dapat melahirkan kepercayaan dan ketertarikan bagi wanita lain untuk bergabung pada komunitas wanita bercadar Niqab Squad di kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis : (1) Komunikasi wanita bercadar Niqab Squad dalam pembentukan realitas sosial melalui dakwahnya di Kota Bandung, (2) Pembentukan realitas sosial komunitas wanita bercadar Niqab Squad melalui media sosial sebagai media dakwahnya di Kota Bandung, (3) Tahapan dakwah komunitas wanita bercadar Niqab Squad dalam membentuk realitas sosial melalui dakwahnya di Kota Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan subjektif, dan metode penelitian adalah deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini observasi partisifatif, wawancara mendalam dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Komunikasi wanita bercadar Niqab Squad dalam dakwahnya sebagai pembentukan realitas sosial di Kota Bandung dilakukan melalui dua saluran yakni saluran offline dan saluran online. Komunikasi offline adalah komunikasi langsung tatap muka (interpersoanal) antara da’i dan mad’unya dengan mengedepankan prinsip qawlan balighon dengan diperkuat qawlan kariman, qawlan masyuron dan qawlan layyinan. Komunikasi online adalah penyampaian pesan melalui media (media sosial) seperti WA dan Instagram sebagai salurannya dengan mengedepankan kekuatan qawlan sadidan dan qawlan balighon; (2) Pembentukan realitas sosial melalui media sosial (WA, Instagram) pada komunitas wanita bercadar dilakukan melalui strategi framing dan pemilihan bahasa dengan memegang teguh pada enam prinsip komunikasi perspektif Alquran yakni qawlan sadidan, qawlan balighon, qawlan kariman, qawlan masyuron, qawlan layyinan, dan qawlan marufan dengan lebih menitikberatkan pada qawlan sadidan, qawlan balighon; (3) Tahapa dakwah yang dilakukan komunitas wanita bercadar dalam pembentukan realitas sosial melalui tiga tahapan yaitu tahapan sosialisasi (takwin), tahapan penataan (tandzim) dan tahapan kemandirian. ENGLISH : The existence of veiled women in social life is still seen as an interesting phenomenon. Veiled women are classified as radical and intolerant women, so that veiled women are always analogous to the wives of terrorists or the spreaders of terrorism in Indonesia. The sharp accusation of being a radical woman to the veiled community does not seem to be seen as a serious problem. This community considers that the accusation is only limited to trials and challenges to continue to preach in the framework of communicating goodness, truth and justice so that the formation of social reality of community members is maintained. Thus, negative accusations to the community will not interfere with the beliefs of community members because accusations are always used as capital to continue to preach in the hope of generating trust and interest for other women to join the Niqab Squad-veiled women's community in Bandung. This study aims to determine and analyze: (1) Communication of Niqab Squad veiled women in the formation of social reality through their preaching in the city of Bandung, (2) The formation of social reality of Niqab Squad veiled women communities through social media as a media for preaching in Bandung, (3) Stages of da'wah community of veiled NiqabSquad women in shaping social reality through preaching in the city of Bandung. This type of research is a qualitative research with a subjective approach, and the research method is descriptive. The data collection techniques used in this study were participatory observation, in-depth interviews and documentary review. The results showed that: (1) The communication of Niqab Squad-wearing women in their da'wah as the formation of social reality in the city of Bandung was carried out through two channels which were offline and online. Offline communication is direct communication face to face (interpersonal) between da'i and mad'unya by promoting the principle of qawlan balighon with strengthened qawlan kariman, qawlan masyuron and qawlan layyinan. Online communication is the delivery of messages through media (social media) such as WA and Instagram as a channel by prioritizing the power of qawlan sadidan and qawlan balighon; (2) The formation of social reality through social media (WA, Instagram) in the veiled women's community is carried out through framing strategies and language selection by upholding the six principles of Qur'anic communication namely qawlan sadidan, qawlan balighon, qawlan kariman, qawlan masyuron, qawlan layyinan, and qawlan marufan with more emphasis on qawlan sadidan, qawlan balighon; (3) The preaching done by the veiled women community in the formation of social reality through three stages, namely the stage of socialization (takwin), the stage of structuring (tandzim) and the stage of independence.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | komunikasi; dakwah; pembentukan realitas sosial; wanita bercadar communication; da'wah; formation of social reality; veiled women |
Subjects: | Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Kumpulan Ayat-ayat dan Surat-surat Tertentu dalam Al-Qur'an Communities > Structure Communities |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | Regita Cahya Karima |
Date Deposited: | 20 Nov 2020 04:36 |
Last Modified: | 20 Nov 2020 04:36 |
URI: | https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/35100 |
Actions (login required)
View Item |