Konsep Tafakur dalam perspektif Al-Qur'an : Kajian Semantik

Ailam, Dewi (2021) Konsep Tafakur dalam perspektif Al-Qur'an : Kajian Semantik. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_Cover.pdf Download (213kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_Abstrak.pdf Download (295kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_Daftar Isi.pdf Download (546kB) | Preview
Preview	Text (BAB 1) 4_Bab 1.pdf Download (748kB) | Preview
	Text (BAB 2) 5_Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB 3) 6_Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB 4) 7_Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (153kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_DaftarPustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (367kB) | Request a copy

Abstract

Dunia manusia kompleks dan sarat akan pesan merupakan akibat dari luasnya kemampuan bahasa manusia. Sebagaimana kutipan “Manusia adalah makhluk penafsir” dan memiliki pedoman al-Qur’an yang bersifat interpretable. Mengutip ayat al-Qur’an yang artinya, “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”. Pada ayat ini, Ath-Thabari menafsirkan bahwa dalam kehidupan manusia harus memilih untuk memikirkan keutamaan akhirat dan meninggalkan dunia yang sifatnya sementara. Di sisi lain Hasby As-Siddiqy menafsirkan bahwa dalam kehidupan manusia harus memikirkan dunia dan akhiratnya secara seimbang. Kemudian, Toshihiko Izutsu memiliki konsep bahwa untuk mencapai pemaknaan yang tepat harus dilakukan pemaknaan dari pandangan al-Qur’an (weltanschauung). Tujuan pada penelitian ini yaitu terbentuknya sebuah konsep tafakur sesuai dengan kandungan dalam ayat-ayat al-Qur’an. Rumusan masalah penelitian ini, pertama Apa makna dasar dan makna relasional Tafakur dalam al-Qur’an, dan kedua bagaimana konsep Tafakur dalam al-Qur’an. Dalam penelitian ini kerangka pemikiran yang menjadi pijakan yaitu bahwa konsep tafakur dalam al-Qur’an ketika diterapkan dalam kehidupan dapat mencurahkan segala potensi baik manusia. Sebaliknya, jika manusia menolak untuk tafakur maka akan terjadi kerusakan di bumi. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, menggunakan jenis kepustakaan dengan penyajian data analisis isi. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik teori Toshihiko Izutsu model ensiklopedik. Analisis semantik kata Tafakur dalam al-Qur’an berasal dari 18 ayat dengan medan semantik qaddar, naz{ir, aya>t, qoum, la’alla, al-samawat, al-ard{, dan mas}al. Penelitian ini menyimpulkan, pertama makna dasar kata Tafakur yaitu memikirkan, terkenang, teringat, mengingatkan, orang yang berpikir, merenung, aktivitas otak, mencapai solusi, bolak-baliknya hati dan gambaran hati manusia. Kedua, melihat dari makna pra Quranik dan pasca Quranik diketahui bahwa Tafakur mengalami pergeseran makna yang awalnya digunakan untuk menunjukkan pada pikiran berupa angan-angan, kemudian menggeser posisi Ta’ammul, yang bermakna pemikiran mendalam. Ketiga, weltanschaaung dari Tafakur yaitu kegiatan bagi yang memiliki hati, kaum yang beriman, yang mau melakukan pemaknaan mendalam (research) mengenai segala sesuatu ciptaan Allah, tidak memungkiri keesaan dan kebesaran-Nya, menyadari bahwa dunia adalah fana dan keselamatan dunia akhirat hanya dapat dicapai dengan taat kepada perintah serta larangan-Nya. Keempat, dengan Tafakur manusia dapat mencapai nalar yang tepat untuk memahami tentang kehidupan yang tertuju pada-Nya. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yaitu mengkaji lebih luas seluk-beluk Tafakur, salah satunya melalui pendekatan sosial budaya dalam masyarakat dan implikasinya.

Actions (login required)

View Item